A. Aspek Perkembangan Kognitif
Perkembangan
kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan
pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Salah satu tokoh
yang penting yang mengkaji dan meneliti perkembangan kognitif anak adalah Jean
Piaget. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang
dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda
secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan individu serta
perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Dengan demikian
seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih
lengkap dibandingkan ketika ia masih kecil. Piaget mengemukakan empat tahapan
kognitif anak yaitu tahap sensori-motor, pra-operasional, operasional konkrit,
dan operasional formal.
Tujuan aspek
kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan
masalah tersebut.
B. Aspek Perkembangan Fisik
Secara umum,
fisik berarti bentuk. Jadi perkembangan fisik adalah perkembangan struktur
tubuh manusia yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai
tingkat kematangan pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang
(pertumbuhan vertikal) dan menjadi lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu
proporsi bentuk tubuh.
Pertumbuhan
sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sel telur
dengan sel sperma yang kemudian berkembang menjadi embrio. Masa sebelum lahir merupakan
pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu
merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf
yang membentuk sistem saraf yang paling lengkap. Kelahiran pada dasarnya
merupakan pertanda kematangan biologis, masing-masing komponen biologi telah
mampu berfungsi secara mandiri.
Pertumbuhan
fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan fungsi dari fisik
peserta didik. Setiap
bagian fisik seseorang atau individu akan terus mengalami perubahan karena
pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai tingkat
kematangan untuk menjalankan fungsinya.
Pertumbuhan fisik, baik secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-sehari.
Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan anak dalam
bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan
mempengaruhi bagaimana ia memandang dirinya sendiri dan bagamana ia memandang
orang lain.
Pertumbuhan
fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain faktor nutrisi yangtelah
terasa pengaruhnya sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor
perawatanyang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang
atau cinta kasih.
C. Aspek Perkembangan Psikomotorik
Perkembangan
Psikomotorik dalam kamus besar bahasa Indonesia psikomotor secara harfiah
berarti sesuatu yang berkenaan dengan gerak fisik yang berkaitan dengan proses
mental. Perkembangan psikomotorik
adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinasi antara susunan saraf pusat, saraf tepi dan otot. Perkembangan
motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dan motorik halus. Kemampuan
motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak
itu sendiri. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan.
D. Aspek Perkembangan Afektif
Perkembangan
afektif mencakup emosi atau perasaan
yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Emosi adalah suatu
keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar
dan motoris. Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan berhubungan
dengan kondisi afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun yang kuat. Keadaan
afektif yang dimaksud adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat
menghadapi suatu situasi tertentu, seperti rasa senang, bahagia, benci, kangen,
terkejut, tidak puas, tidak senang dan sebagainya. Keadaan emosi pada setiap
anak berbeda, kadang ada anak yang dapat mengontrol sehingga emosinya tidak
tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda fisiknya.
E. Aspek Perkembangan Sosial
Syamsu Yusuf
menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi
meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak
anak memasuki usia 6 bulan. Disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain
terutama yang dekat dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain.
Anak mulai mampu membedakan arti senyum, marah,tidak senang, terkejut, dan
kasih sayang.
Tugas : Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar