Minggu, 21 Juni 2015

HIDUP BERBHINEKA TUNGGAL IKA



Masyarakat Dunia
Di dunia ini, tidak ada suatu masyarakat di era globalisasi ini yang hidup dengan homogen, apalagi terpisah dan mengasingkan diri dari kelompok masyarakat lainnya. Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan manusia dengan berpasangan, bersuku-suku dan berbangsa untuk saling mengenal, bersatu menjaga nilai-nilai kemanusiaannya di tengah perbedaan yang ada dalam kehidupannya. Karena itu, nilai-nilai kemanusiaan tersebut menjadi pedoman manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya
Nilai Kemanusiaan
Nilai-nilai kemanusiaan dalam diri setiap manusia  akan mengarahkan manusia di dalam eksistensi kehidupannya. Nilai Kemanusiaan akan mengubah pandangan manusia bahwa perbedaan atau kebhinekaan tidak dapat dijadikan alasan untuk berbuat diskriminatif melainkan menjadi sebuah keistimewaan dari kehidupan manusia itu sendiri. Karena kebhinekaan mampu dimaknai sebagai suatu potensi untuk saling melengkapi yang pada akhirnya akan menjaga martabat manusia di tengah aktifitasnya dalam kehidupan ini.
Kebhinekaan ini memang sudah diciptakan oleh Allah Swt dan tidak ada satu orang manusia pun yang mampu menghapuskannya. Kebhinekaan merupakan design agung dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kebhinekaan dimaksudkan agar saling mengenal dengan segala dimensi keunikan dan kekayaan budaya yang dimiliki manusia.
Dari beberapa perbedaan tersebut, tetap ada sifat-sifat universal yang dimiliki manusia. Dengan keuniversalan tersebut, mereka mampu berempati dan bersimpati sehingga mampu memahami “keberadaan” orang lain di luar dirinya dengan berbagai keragaman budaya (cultural diversity). Pemahaman sifat keuniversalan tersebut, manusia dapat berpikir untuk melewati batas-batas budaya sendiri, sehingga tampak orang yang berwawasan universal tersebut menunjukkan sikapnya yang toleran dan menghargai pluralitas
Kesadaran Berbhineka Tunggal Ika
Perbedaan suku bangsa, bahasa, etnis, agama, warna kulit, dan lain sebagainya tidak menjadikan kita lebih tinggi derajatnya dari yang lain, semua harkat dan martabat manusia adalah sama. Semua warga negara dari Sabang hingga Merauke memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum,  karena itu setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di muka hukum. Menyadari realitas masyarakatnya seperti ini, bangsa Indoensia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, Berbeda-beda tetapi tetap satu, Indonesia. Bhineka Tunggal Ika merupakan ikrar pengakuan yang tulus dari segenap komponen masyarakat Indonesia yang harus dijunjung tinggi
Masyarakat Majemuk Indonesia
Realitas bangsa Indonesia adalah  majemuk atau terdapat keragaman. Kebhinekaan masyarakat Indonesia menjadi suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Masyakarat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, ras, etnis, agama, budaya dan lain sebagainya. Di samping itu juga Indonesia sebagai negara kesatuan, terdiri dari 34 propinsi, di mana setiap propinsi terdiri dari beberapa kabupaten dan kota.
Pengingkaran Terhadap Bhineka Tunggal Ika
      Menganggap suku/agama/kelompok yang paling tinggi
      Menafikan peran suku/agama/kelompok lain
      Tidak menerima orang lain
      dll
Kebhinekaan
Kebhinekaan masyarakat harus dimaknai dengan semangat kebangsaan atau nasionalisme, sehingga masing-masing anggota masyarakat menyadari bahwa mereka sama-sama sebagai warga Negara Indonesia. Kebhinekaan harus dibingkai nasionalisme yang kuat, jangan sampai dibingkai oleh semangat kedaerahan, karena bukan tidak mungkin akan mengecilkan masyarakat dari daerah lain yang kebetulan ada di daerah tersebut.
Kebhinekaan merupakan sebuah keniscayaan.  Tidak ada suatu negara atau wilayah yang tidak mengalami proses pluralisasi dan heterogenisasi dalam masyarakatnya. Kebhinekaan / Pluralitas bukan hanya sekedar keragaman etnis atau suku, akan tetapi dipahami sebagai keragaman pemikiran, paradigma, paham, kebijakan  model ekonomi, aspirasi politik, dan lain sebagainya
Pemahamaan Kebhinekaan
Pemahaman kebhinekaan tidak cukup hanya dengan mengakui dan menerima bahwa masyarakat kita adalah masyarakat majemuk, beraneka ragam dan memiliki tingkat perbedaan yang tinggi, tetapi yang lebih mendasar harus disertai dengan sikap tulus dan ikhlas menerima kenyataan kemajemukan itu sebagai nilai positif, dan merupakan rahamt Tuhan yang tak ternilai kepada manusia, akan memperkaya pertumbuhan budaya melalui interaksi dinamis dan pertukaran budaya yang beraneka ragam. Dalam hal ini pluralisme atau kebhinekaan  juga merupakan suatu perangkat untuk mendorong pemerkayaan budaya bangsa.



Tugas : Pembelajaran PKn di SD

Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar