Masyarakat Dunia
Di dunia ini, tidak ada suatu
masyarakat di era globalisasi ini yang hidup dengan homogen, apalagi terpisah
dan mengasingkan diri dari kelompok masyarakat lainnya. Allah Swt, Tuhan Yang
Maha Esa telah menciptakan manusia dengan berpasangan, bersuku-suku dan
berbangsa untuk saling mengenal, bersatu menjaga nilai-nilai kemanusiaannya di
tengah perbedaan yang ada dalam kehidupannya. Karena itu, nilai-nilai kemanusiaan tersebut menjadi
pedoman manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya
Nilai Kemanusiaan
Nilai-nilai kemanusiaan
dalam diri setiap manusia akan
mengarahkan manusia di dalam eksistensi kehidupannya. Nilai
Kemanusiaan akan mengubah
pandangan manusia bahwa perbedaan atau kebhinekaan tidak dapat dijadikan alasan
untuk berbuat diskriminatif melainkan menjadi sebuah keistimewaan dari
kehidupan manusia itu sendiri. Karena kebhinekaan mampu dimaknai sebagai suatu
potensi untuk saling melengkapi yang pada akhirnya akan menjaga martabat
manusia di tengah aktifitasnya dalam kehidupan ini.
Kebhinekaan ini memang sudah diciptakan oleh Allah Swt
dan tidak ada satu orang manusia pun yang mampu menghapuskannya. Kebhinekaan
merupakan design agung dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kebhinekaan dimaksudkan agar saling
mengenal dengan segala dimensi keunikan dan kekayaan budaya yang dimiliki
manusia.
Dari
beberapa perbedaan tersebut, tetap ada sifat-sifat universal yang dimiliki
manusia. Dengan keuniversalan tersebut, mereka mampu berempati dan bersimpati
sehingga mampu memahami “keberadaan” orang lain di luar dirinya dengan berbagai
keragaman budaya (cultural diversity). Pemahaman sifat keuniversalan tersebut, manusia dapat
berpikir untuk melewati batas-batas budaya sendiri, sehingga tampak orang yang
berwawasan universal tersebut menunjukkan sikapnya yang toleran dan menghargai
pluralitas
Kesadaran Berbhineka Tunggal Ika
Perbedaan suku bangsa, bahasa,
etnis, agama, warna kulit, dan lain sebagainya tidak menjadikan kita lebih
tinggi derajatnya dari yang lain, semua harkat dan martabat manusia adalah
sama. Semua warga negara dari Sabang hingga Merauke memiliki hak dan kewajiban
yang sama sebagai warga Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia
adalah negara hukum, karena itu setiap
warga negara memiliki kedudukan yang sama di muka hukum.
Menyadari realitas masyarakatnya
seperti ini, bangsa Indoensia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika,
Berbeda-beda tetapi tetap satu, Indonesia. Bhineka Tunggal Ika merupakan ikrar pengakuan yang tulus dari segenap
komponen masyarakat Indonesia yang harus dijunjung tinggi
Masyarakat Majemuk Indonesia
Realitas
bangsa Indonesia adalah majemuk
atau terdapat keragaman. Kebhinekaan masyarakat Indonesia menjadi
suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Masyakarat Indonesia
terdiri dari berbagai macam suku bangsa, ras, etnis, agama, budaya dan lain
sebagainya. Di samping itu juga Indonesia sebagai negara kesatuan, terdiri dari 34
propinsi, di mana setiap propinsi terdiri dari beberapa kabupaten dan kota.
Pengingkaran Terhadap Bhineka Tunggal
Ika
• Menganggap
suku/agama/kelompok yang paling tinggi
• Menafikan
peran suku/agama/kelompok lain
• Tidak
menerima orang lain
• dll
Kebhinekaan
Kebhinekaan
masyarakat harus dimaknai dengan semangat kebangsaan atau nasionalisme,
sehingga masing-masing anggota masyarakat menyadari bahwa mereka sama-sama
sebagai warga Negara Indonesia. Kebhinekaan harus dibingkai nasionalisme yang
kuat, jangan sampai dibingkai oleh semangat kedaerahan, karena bukan tidak
mungkin akan mengecilkan masyarakat dari daerah lain yang kebetulan ada di
daerah tersebut.
Kebhinekaan
merupakan sebuah keniscayaan. Tidak ada
suatu negara atau wilayah yang tidak mengalami proses pluralisasi dan
heterogenisasi dalam masyarakatnya. Kebhinekaan / Pluralitas bukan hanya
sekedar keragaman etnis atau suku, akan tetapi dipahami sebagai keragaman
pemikiran, paradigma, paham, kebijakan
model ekonomi, aspirasi politik, dan lain sebagainya
Pemahamaan Kebhinekaan
Pemahaman
kebhinekaan
tidak cukup hanya dengan mengakui dan menerima bahwa masyarakat kita adalah
masyarakat majemuk, beraneka ragam dan memiliki tingkat perbedaan yang tinggi,
tetapi yang lebih mendasar harus disertai dengan sikap tulus dan ikhlas
menerima kenyataan kemajemukan itu sebagai nilai positif, dan merupakan rahamt
Tuhan yang tak ternilai kepada manusia, akan memperkaya pertumbuhan budaya
melalui interaksi dinamis dan pertukaran budaya yang beraneka ragam. Dalam hal
ini pluralisme atau kebhinekaan juga merupakan suatu perangkat untuk mendorong
pemerkayaan budaya bangsa.
Tugas : Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar