A. Konsep Dasar Geografi,
Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial
I.
Geografi
Dari asal katanya, geografi itu berakar dari
kata geo berarti bumi, dan graphein berarti tulisan atau lukisan.
Oleh karena itu secara harfiah, geografi itu berarti lukisan tentang bumi. Untuk jelasnya, marilah kita ikuti konsep geografi,
menurut Council of The Geographical Association (1919), sebagai berikut:
Geografi berkenaan dengan
dunia nyata, dunia yang dipelajari seseorang dengan baik melalui sol sepatu
atau kaki telanjang, dan melalui lukisan atau gambar atau cara lain. Namun
demikian, penelaahan geografi tidak berakhir pada hal-hal yang terlihat dari
luar. Penelaahan tersebut meliputi juga sebab-akibat mengapa dunia nyata
tersebut menampakkan demikian yang dipandang sebagai keseluruhan yang
menghubungkan bagian-bagian yang telah menjadi apa adanya. Hal itu meliputi
hubungan dengan ilmu kealaman. Berkenaan dengan cara bagaimana hal-hal tadi
telah mempengaruhi manusia, dan kebalikkannya telah dimodifikasi, diubah dan
diadaptasi oleh tindakan manusia (Williams, M., editor : 1976 : 16).
Berkenaan dengan konsep
dasar yang dikembangkan pada geografi, paling tidak, kita dapat mempelajari dua
kelompok konsep dasar yang dikemukakan oleh Getrude Whipple (James, P.E. : 1979
: 115), dan oleh Henry J. Warman (Gabler, R.E. : 1966 : 13-16). Rincian konsep
dasar itu sebagai berikut, Gedrute Whipple mengungkapkan lima konsep dasar,
yaitu :
1) Bumi sebagai pelanet
Bumi disebut sebagai
pelanet karena Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan
planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi
juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi
terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.
2) Variasi cara hidup
Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan
sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang
bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi
dengan lingkungan
3) Variasi wilayah-wilayah
alamiah
Wilayah dapat diartikan sebagai sebagian permukaan
bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah di sekitarnya.
Sehubungan dengan hal ini sebagian dari permukaan
bumi dapat disebut wilayah pertanian maka semua petani di wilayah tersebut
memiliki sebidang tanah dengan luas tertentu, menanami tanahnya dengan tanaman
tertentu, dan memiliki alat-alat pertanian tertentu. Sebenarnya terdapat banyak
istilah yang serupa dengan wilayah, seperti provinsi, decisi, zona, jalur,
distrik, realm, dan sebagainya yang kesemuanya digunakan oleh ahli-ahli
geografi de ngan pengertian yang hampir serupa dengan istilah wilayah, yaitu
untuk menunjukkan hierarki tertentu dalam suatu wilayah.
4) Makna wilayah (region)
bagi manusia
Dapat kita
simpulkan pentingnya suatu wilayah sebagai berikut.
a.
Untuk
mengetahui lokasi di permukaan bumi.
b.
Untuk
mengetahui ciri khas yang dihubungkan dengan yang lain.
c.
Untuk
membandingkan antarwilayah seragam.
d.
Untuk
mengetahui batas-batas dengan daerah sekelilingnya.
e.
Untuk
mengetahui luas dan bentuk wilayah yang dimiliki.
f.
Untuk
mengetahui apakah wilayah yang dikembangkan tidak mengganggu lingkungan hidup
5) Pentingnya lokasi dalam
memahami peristiwa dunia
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat
menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting,
terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem
perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting
lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat
mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau
sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan
politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan
teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman.
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Dasar (PenDas) konsep
dasar itu dapat kita mulai daari arah (mata angin), jarak, peta, perbedaan
waktu, sungai, gunung, dan demikian seterusnya secara bertahap serta
berkesinambungan.
II.
Sejarah
Hugiono dan P.K.
Poerwantana (1987 : 9) mendefinisikan sejarah
sebagai berikut :
Sejarah : gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami
manusia, di susun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan
analisis kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami.
Ephrain Fischoff
(Fairchild, H.P. dkk : 1982 : 141) mengemukakan :
Sejarah : riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang
menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang
terpercaya.
Sartono Kartodirdjo (1992
: 59) secara singkat mengkonsepkan :
Sejarah sebagai
pelbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau.
Sejarah sebagai bidang ilmu social, memiliki
konsep dasar yang menjadi karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada diri
kita masing-masing, terutama pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar itu
adalah :
1) Waktu dan ruang
Konsep yang paling
melekat dengan waktu adalah ruang meskipun secara karakteristik konsep ruang
lebih mendekat dengan geografi. Pada abad XVIII, seorang ahi filsafat Jerman
mengemukakan bahwa sejarah dengan geografi merupakan ilmu dwi tunggal, artinya penelaahan sesuatu peristiwa berdasarkan
dimensi waktunya, tidak dapat dilepas dari ruang waktu terjadinya. Sejarah
mengungkapkan kapan terjadinya sedang geografi merupakan petunjuk tentang
karakter peristiwa yang ditelaah.
2) Dokumen
Dokumen adalah surat
yg tertulis atau tercetak yg dapat dipakai sbg bukti keterangan (seperti akta
kelahiran, surat nikah, surat perjanjian); barang cetakan atau naskah karangan
yang dikirim melalui pos; rekaman suara, gambar di film, dsb yang dapat
dijadikan bukti keterangan.
3) Alur peristiwa
Suatu rentetan
peristiwa atau rentetan pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu
terjadinya.
4)
Kronologi
Kronologi adalah
pengalaman sejarah masa lampau.
5) Peta
Peta adalah gambar
atau lukisan keseluruhan ataupun sebagian permukaan bumi baik laut maupun
darat.
Menjadi alat bantu
tentang lokasi sesuatu peristiwa itu terjadi.
6) Tahap-tahap peradaban
Perkembangan
masyarakat dari mulai tahap peramu (kehidupan???) sederhana, ke pramu yang
lebih maju, selanjutnya ke tahap cocok tanam sederhana, dan kemudian ke
masyarakat pertanian maju, merupakan tahap-tahap peradaban masyarakat berdasarkan
penguasaan teknologi serta sekaligus juga tahap ekonominya. Konsep tahap-tahap
peradaban, dalam penerapan telaahan sejarah, merupakan suatu metode yang dapat
mngungkapkan perkembangan serta kemajuan suatu masyarakat. Dengan menerapkan
pendekatan sesuai dengan konsep tahap-tahap peradaban, kita dapat merumuskan
suatu generalisasi bahwa bagaimanapun sederhananya masyarakat, tidak ada yang
mandeg budayanya, melainkan selalu mengalami perkembangan dan kemajuan. Yang
berbeda terjadi di antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya, terletak
pada kecepatannya.
7) Evolusi
Evolusi adalah peristiwa yang
berlangsung sangat lambat.
8) Revolusi
Revolusi adalah
peristiwa yang berlangsung sangat cepat.
III.
Antropologi
E. A. Hoebel (Fairchild,
H. P. Dkk : 1982 :11) secara singkat mengemukakan :
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan kerjanya.
Sedangkan Koentjaraningrat
(1990 : 11) secara singkat mengemukakan :
Antropologi berarti ilmu tentang manusia.
Khusus yang dikemukakan oleh Hoebel tentang kerjanya,
yang dapat diartikan sebagai kerja dalam arti kegiatan pikiran dan pemikiran
yang berarti budaya serta kebudayaannya. Oleh karena itu, pengertian
antropologi di sini lebih tepat dikatakan antropologi budaya, yang oleh Hoebel
dikemukakan bahwa antropologi budaya itu tidak lain adalah studi tentang
perilaku manusia.
Pada kesempatan ini akan kita bahas kembali
lebih lanjut yang berkaitan dengan antropologi atau antropologi budaya. Anda
dan kita semua dapat menghayati, bahwa di antara manusia dengan makhluk hidup
yang lain, khususnya binatang terdapat perbedaan yang mendasar. Perbedaan
tersebut terletak pada akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan.
Manusia dan binatang sebagai makhluk Al Khalik Maha Kuasa, sama-sama dikaruniai
otak, namun otak manusia dilengkapi oleh kemampuan yang berkembang dan dapat
dikembangkan seperti telah dikemukakan, sedangkan otak binatang tidak demikian.
Oleh karena itu, manusia dengan akal pikirannya inilah yang mengahasilkan
kebudayaan.
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood di atas
sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik
manusia. Dari konsep tadi, tercermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang
melekat pada kehidupan masyarakat manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu
akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap. Konsep-konsep dasar itu
meliputi :
1) Kebudayaan
Kebudayaan, akar katanya
dari kata buddayah, bentuk jamak dari
buddhi yang berarti budi atau akal
(Koentjaraningrat : 1990 : 9) Soejono Soekanto : 1990 :188). Kata buddayah atau
buddhi itu berasal dari Bahasa Sanskerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat
diartikan sebagai “hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal”. Mengenai
kebudayaan ini, antara lain C. A. Ellwood (Fairchild, H.P. dkk : 1982 : 80) mengungkapkan
:
Kebudayaan adalah nama kolektif semua pola perilaku
ditransparansikan secara social melalui symbol-simbol; dari sini tiap unsure
semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya
meliputi bahasa, perlatan, industry, seni, ilmu hokum, pemerintahan, moral, dan
keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi juga peralatan material atau
artefak yang merupakan penjelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran
yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi,
perlengkapan seni, dan sebagainya. Pengertian kebudayaan secara ilmiah berbeda
dengan pengertian konotatif sehari-hari. Hal tersebut meliputi semua yang
dipelajari melalui sambung rasa atau komunikasi timbale arah. Hal itu meliputi
semua bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Tidak ada kelompok umat
manusia yang memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaaan,
dan kelembagaan-kebudayaan itu sifatnya universal-yang merupakan ciri yang
berkarakteristik msyarakat manusia.
2)
Tradisi
Tradisi adalah
kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya di masyarakat.
Jika tradisi melekat
pada kehidupan dan alam pikiran masyarakat, paling tidak dalam kelompok, maka
kebiasaan, lebih melekat pada orang perorangan sebagai anggota masyarakat, dan
tingkat bobotnya juga lebih rendah daripada bobot tradisi. Kebiasaannya
berkelakuannya lebih terbatas bila dibandingkan dengan tradisi.
Contoh kebiasaan :
Tegur sapa, mengetuk
pintu kalau bertamu, mendahulukan orang tua atau yang dituakan, berpakaian rapi
jika mengunjungi orang yang dihormati, dll.
Contoh tradisi :
Pulang mudik pada
hari lebaran atau tahun baru, sampai saat ini masih menjadi tradisi untuk
kelompok masyarakat tertentu. Kita belum mengetahui apakah di tahun-tahun
mendatang pulang mudik itu masih merupakan tradisi ataukah bergeser hanya
menjadi kebiasaan. Hal tersbut masih harus ditunggu dan diamati lebih jauh.
3) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan
kumulasi dari pengelaman dan hal-hal yang kita ketahui.
4)
Ilmu
Ilmu merupakan pengetahuan
yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai
dengan objek yang dipelajari, ruang lingkup telaahannya, dan metode yang
dikembangkan serta diterapkannya pengetahuan yang menjadi bidang ilmu, sifatnya
masih acak.
5)
Teknologi
Teknologi merupakan
penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sumber daya bagi kepentingan
manusia.
6) Norma
Norma lebih mengarah
pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat.
Misal, kita dapat
menanyakan “Bagaimanakah norma yang berlaku dalam masyarakat di sini?”.
Mengajukan pertanyaan demikian, ntuk
menghindari diri melanggar norma yang berlaku. Menurut aturan (tidak
tertulis ataupun tertulis), jika ingin bertanya mengacungkan tangan atau telunjuk
lebih dulu. Hal itu merupakan norma yang berlaku dalam suatu pertemuan atau
juga dalam kelas. Pada waktu bertanya kita berlaku sopan. Kesopanan tersebut
merupakan nilai dalam bertanya.
7) Lembaga
Dalam kehidupan
masyarakat dan bermasyarakat, keluarga merupakan lembaga yang memiliki fungsi
majemuk. Ia menjadi lembaga ekonomi dalam menjamin kebutuhan pangan, sandang,
dan papan (rumah), ia juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang meletakkan
dasar pendidikan kepada anggotanya, ia juga menjadi lembaga peradilan dalam
mempertahankan keseimbangan hak dan kewajiban di antara anggotanya, ia juga
menjadi lembaga peme-rintahan dalam menjaga kesejahteraan-ketentraman-keamanan
seluruh anggotanya, dan demikian seterusnya.
8) Seni
Seni menurut Ki Hadjar Dewantara adalah
segala perbuatan manusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat
menggerakan jiwa manusia.
9) Bahasa
Bahasa sebagai suatu
konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahasa sebagai suatu
konsep, bukan hanya merupakan rangkaian kalimat tertulis ataupun lisan, melainkan
pengertiannya itu lebih jauh daripada sekedar hanya sekedar rangkaian kalimat.
Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, bahasa
remaja, bahasa orang dewasa, bahasa orang awam, bahasa bisnis, bahasa isyarat,
dan demikian seterusnya. Namun demikian, makna dan nilai bahasa sebagai suatu
konsep terletak pada keududkannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, pikiran
dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakan alat untuk saling
mengerti bagi berbagai pihak, sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan
ke tingkat atau taraf yang lebih sejahtera.
10) Lambang, seperti : bahasa,
bendera, tanda pangkat dan tanda jabatan.
Sesungguhnya, bahasa
itu juga merupakan lambang bagi kita manusia. Betapa tidak, ingat saja ungkapan
bahasa mencirikan bangsa. Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi
lambang bagi suatu bangsa. Hal tersebut dapat ditafsirkan bahwa bangsa yang
bahasa dan tutur katanya baik, mencerminkan bahwa bangsa tersebut juga termasuk
bangsa yang baik.
Lambang
selanjutnya seperti bendera bagi suatu bangsa, nilainya tidak hanya terletak
pada secarik kain itu, melainkan terletak pada makna kesatuan bangsa, semangat
perjuangan bangsa, dan lain-lain sebagainya.
Demikian
juga mengenai tanda pangkat dan tanda jabatan, nilainya itu tidak terletak pada
terbuat dari apa tanda tersbut, melainkan melambangkan apa tanda tadi.
Melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau penghargaan.
11) Dan banyak hal serta
fenomena yang dapat kita sendiri menggalinya.
IV.
Sosiologi
Kita dapat mengamati dan menghayati sendiri,
bahwa sejak lahir telah berhubungan dengan orang atau pihak lain, paling tidak
dengan Ibu dan anggota keluarga lainnya. Pada perkembangan dan pertumbuhan
individu itu selanjutnya, hubungan dengan pihak lain itu tidak lagi hanya
terbatas dalam keluarga, melainkan telah menjangkaun teman sepermainan, para
tetangga, dan demikian seterusnya. Hubungannya pun tidak sepihak melainkan
timbal balik. Atau dengan perkataan lain, terjadi interaksi antara seorang individu
dengan pihak lainnya. Oleh karena itu, interaksi tadi, kita konsepkan sebagai
interaksi social.
Ilmu social yang secara khususmempelajari
“interaksi social” ini adalah sosiologi. Oleh karena itu, Brown & Brown
(1980 : 35) mengemukakan : “Sosiologi secara kasar dapat didefinisikan sebagai
studi ilmiah tentang interaksi umat manusia”. Sedangkan Frank H. Hankins
(Fairchild, H. P. dkk : 1982 : 302) lebih rinci mengemukakan :
Sosiologi
yaitu studi ilmiah tentang fenomena yang timbul dari hubungan kelompok umat
manusia. Studi tentang manusia dan lingkungan insaninya dalam hubungan satu
sama lain. Aliran sosiologi yang berbeda menentukan penekanan yang bervariasi
berkenan dengan factor-faktor yang berhubungan, sebagian mkenekankan hubungan
pada hubungan di antara mereka sendiri seperti interaksi, asosiasi dan
seterusnya, sedangkan aliran yang lain menekankan pada umat manusia dalam
hubungan sosialnya, memfokuskan perhatian kepada hubungan social dalam berbagai
peranan dan fungsinya.
Atas pembahasan singkat yang baru
dikemukakan, dapat diketengahkan konsep-konsep dasar sosiologi sebagai berikut:
1) Interaksi social
Hubungan timbale
balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan juga antara
kelompok dengan kelompok.
2) Sosialisasi
Proses mempelajari,
menghayati, dan menanamkan suatu nilai norma, peran, pola perilaku yang
diperlukan individu-individu untuk dapat berpartisipasi yang efektif dalam
kehidupan masyarakat.
3) Kelompok social
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang
memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok
diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku
para anggotanya.
4) Perlapisan social
Pitirim A. Sorokin,
pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya
kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada.
Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang
dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang
dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau
kekuasaan.
5) Proses social
Proses sosial adalah
cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah
ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara
pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial
dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dsb.
6) Perubahan social
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang
memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku
di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
7) Mobilisasi social
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah
perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran
anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen
beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang.
Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang
berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya.
Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status
sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial
masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility).
8) Modernisasi
Modernisasi adalah
proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat
hidup sesuai dng tuntutan masa kini.
9) Patologi social
Adalah ilmu tentang
gejala-gejala sosial yang dianggap sakit. Disebabkan oleh faktor-faktor sosial.
Berasal dari kata Phatos (Yunani) : penderitaan, penyakit.
Secara Definisi
berarti :
Semua tingkah laku
yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal. Pola kesederhanaan,
moral, hak milik, solidariatas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin,
kebaikan dan hukum formal
10) Dan konsep-konsep lain
yang dapat digali sendiri dari kenyataan dan proses kehidupan sehari-hari
V.
Psikologi Sosial
Harold A. Phelps (Fairchild, H.P. dkk: 1982 :290)
Psikologi
Social adalah suatu studi ilmiah tentang proses
mental manusia sebagai makhluk social.
Krech, Clutfield dan Ballachey (1982:5)
Psikologi Social dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang peristiwa perilaku antar
personal.
Konsep-konsep dasar psikologi
social antara lain :
1) Perhatian
Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara
sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia.
Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya.
Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas
yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu.
2) Minat
Minat adalah kecenderungan
hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.
3) Kemauan
Kemauan sebagai
konsep dasar psikologi social, merupakan potensi pendorong dari dalam individu
untuk memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Kemauan yang kuat,
merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suatu prestasi. Anda tentu
ingat akan ungkapan “di mana ada kemauan, di situ ada jalan”. Kemauan yang
terbina dan termotivasi pada diri seseorang termasuk pada diri anda serta kita
semua, menjadi landasan yang kuat mencapai sesuatu, terutama mencapai cita-cita
luhur yang menjadi idaman masing-masing. Orang yang kemauannya lemah,
bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi.
4) Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan
seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini
adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
5) Penghayatan
Penghayatan adalah
Proses kejiwaan yang sifatnya mendalam dan mennuntut suasana yang tenang.
6) Kesadaran
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar
artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat
akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur)
ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.
Refleksi merupakan
bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan
dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang
dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia.
Kesadaran menurut
Sartre berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia. Kesadaran tidak
sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio
(ada-begitu-saja) atau berhadapan dengannya. Situasi dimana kesadaran
berhadapan oleh Sartre disebut etre pour soi (ada-bagi-dirinya).
7) Harga diri
Stuart dan Sundeen
(1991), harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat
diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai
dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan
kompeten.
Sedangkan
menurut Gilmore (dalam Akhmad Sudrajad)
mengemukakan bahwa: “….self esteem is a personal judgement of worthiness that is a
personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself. Pendapat ini menerangkan
bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang
diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1973)
memberikan pengertian harga
diri (self esteem) sebagai penilaian individu terhadap
dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.
8) Sikap mental
Sikap mental adalah
suatu kemungkinan yang akan terjadi pada diri seseorang sehingga mempunyai
konsepsi atau perilaku yang muncul dari jiwanya sebagai reaksi atau respon atas
situasi yang mempengaruhinya.
Semoga kita semua
mempunyai sikap mental yang positif karena itu akan mempengaruhi kita dalam
kehidupan sehari-hari mulai dari kedisiplinan, kemampuan, keterampilan dan
kreatifitas.
9) Kepribadian :
Brown & Brown (1980 : 149)
Kepribadian : pola
karakteristik, sifat atau atribut yang dimiliki individu yang ajeg dari waktu
ke waktu.
Hornel Hart (Fairchild, H.
P., dkk : 1982 : 218)
Kepribadian :
organisasi gagasan yang dinamik, sikap, dan kebiasan yang dibina secara
mendasar oleh potensi biologis yang diwariskan melalui mekanisme psiko-psical
oraganisme tunggal dan secara social ditransmisikan melalui pola budaya, serta
yang terpadu dengan semua penyesuaian, motif, kemauan dan tujuan individu
berdasarkan keperluan serta kemungkinan dari lingkungan sosialnya.
10) Dan lain sebagainya
Tugas : Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar