Minggu, 21 Juni 2015

Konsep Dasar Geografi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial



A.     Konsep Dasar Geografi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dan Psikologi Sosial

        I.            Geografi
Dari asal katanya, geografi itu berakar dari kata geo berarti bumi, dan graphein berarti tulisan atau lukisan. Oleh karena itu secara harfiah, geografi itu berarti lukisan tentang bumi. Untuk jelasnya, marilah kita ikuti konsep geografi, menurut Council of The Geographical Association (1919), sebagai berikut:
Geografi berkenaan dengan dunia nyata, dunia yang dipelajari seseorang dengan baik melalui sol sepatu atau kaki telanjang, dan melalui lukisan atau gambar atau cara lain. Namun demikian, penelaahan geografi tidak berakhir pada hal-hal yang terlihat dari luar. Penelaahan tersebut meliputi juga sebab-akibat mengapa dunia nyata tersebut menampakkan demikian yang dipandang sebagai keseluruhan yang menghubungkan bagian-bagian yang telah menjadi apa adanya. Hal itu meliputi hubungan dengan ilmu kealaman. Berkenaan dengan cara bagaimana hal-hal tadi telah mempengaruhi manusia, dan kebalikkannya telah dimodifikasi, diubah dan diadaptasi oleh tindakan manusia (Williams, M., editor : 1976 : 16).

                Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi, paling tidak, kita dapat mempelajari dua kelompok konsep dasar yang dikemukakan oleh Getrude Whipple (James, P.E. : 1979 : 115), dan oleh Henry J. Warman (Gabler, R.E. : 1966 : 13-16). Rincian konsep dasar itu sebagai berikut, Gedrute Whipple mengungkapkan lima konsep dasar, yaitu :

1)      Bumi sebagai pelanet
Bumi disebut sebagai pelanet karena Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.


2)      Variasi cara hidup
Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan

3)      Variasi wilayah-wilayah alamiah
Wilayah dapat diartikan sebagai sebagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah di sekitarnya.

Sehubungan dengan hal ini sebagian dari permukaan bumi dapat disebut wilayah pertanian maka semua petani di wilayah tersebut memiliki sebidang tanah dengan luas tertentu, menanami tanahnya dengan tanaman tertentu, dan memiliki alat-alat pertanian tertentu. Sebenarnya terdapat banyak istilah yang serupa dengan wilayah, seperti provinsi, decisi, zona, jalur, distrik, realm, dan sebagainya yang kesemuanya digunakan oleh ahli-ahli geografi de ngan pengertian yang hampir serupa dengan istilah wilayah, yaitu untuk menunjukkan hierarki tertentu dalam suatu wilayah.


4)      Makna wilayah (region) bagi manusia
Dapat kita simpulkan pentingnya suatu wilayah sebagai berikut.
a.       Untuk mengetahui lokasi di permukaan bumi.
b.      Untuk mengetahui ciri khas yang dihubungkan dengan yang lain.
c.       Untuk membandingkan antarwilayah seragam.
d.      Untuk mengetahui batas-batas dengan daerah sekelilingnya.
e.      Untuk mengetahui luas dan bentuk wilayah yang dimiliki.
f.       Untuk mengetahui apakah wilayah yang dikembangkan tidak mengganggu lingkungan hidup



5)      Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-macam, sepanjang zaman.

Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Dasar (PenDas) konsep dasar itu dapat kita mulai daari arah (mata angin), jarak, peta, perbedaan waktu, sungai, gunung, dan demikian seterusnya secara bertahap serta berkesinambungan.


      II.            Sejarah
Hugiono dan P.K. Poerwantana (1987 : 9) mendefinisikan sejarah sebagai berikut :
Sejarah      :     gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, di susun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami.

Ephrain Fischoff (Fairchild, H.P. dkk : 1982 : 141) mengemukakan :
Sejarah      :     riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya.

Sartono Kartodirdjo (1992 : 59) secara singkat mengkonsepkan :
Sejarah sebagai pelbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau.

Sejarah sebagai bidang ilmu social, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing, terutama pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar itu adalah :


1)      Waktu dan ruang
Konsep yang paling melekat dengan waktu adalah ruang meskipun secara karakteristik konsep ruang lebih mendekat dengan geografi. Pada abad XVIII, seorang ahi filsafat Jerman mengemukakan bahwa sejarah dengan geografi merupakan ilmu dwi tunggal, artinya penelaahan sesuatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya, tidak dapat dilepas dari ruang waktu terjadinya. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedang geografi merupakan petunjuk tentang karakter peristiwa yang ditelaah.

2)      Dokumen
Dokumen adalah surat yg tertulis atau tercetak yg dapat dipakai sbg bukti keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian); barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui pos; rekaman suara, gambar di film, dsb yang dapat dijadikan bukti keterangan.

3)      Alur peristiwa
Suatu rentetan peristiwa atau rentetan pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya.

4)      Kronologi   
Kronologi adalah pengalaman sejarah masa lampau.

5)      Peta              
Peta adalah gambar atau lukisan keseluruhan ataupun sebagian permukaan bumi baik laut maupun darat.
Menjadi alat bantu tentang lokasi sesuatu peristiwa itu terjadi.
6)      Tahap-tahap peradaban
Perkembangan masyarakat dari mulai tahap peramu (kehidupan???) sederhana, ke pramu yang lebih maju, selanjutnya ke tahap cocok tanam sederhana, dan kemudian ke masyarakat pertanian maju, merupakan tahap-tahap peradaban masyarakat berdasarkan penguasaan teknologi serta sekaligus juga tahap ekonominya. Konsep tahap-tahap peradaban, dalam penerapan telaahan sejarah, merupakan suatu metode yang dapat mngungkapkan perkembangan serta kemajuan suatu masyarakat. Dengan menerapkan pendekatan sesuai dengan konsep tahap-tahap peradaban, kita dapat merumuskan suatu generalisasi bahwa bagaimanapun sederhananya masyarakat, tidak ada yang mandeg budayanya, melainkan selalu mengalami perkembangan dan kemajuan. Yang berbeda terjadi di antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya, terletak pada kecepatannya.

7)      Evolusi        
Evolusi adalah peristiwa yang berlangsung sangat lambat.

8)      Revolusi
Revolusi adalah peristiwa yang berlangsung sangat cepat.


    III.            Antropologi
E. A. Hoebel (Fairchild, H. P. Dkk : 1982 :11) secara singkat mengemukakan :
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan kerjanya.

Sedangkan Koentjaraningrat (1990 : 11) secara singkat mengemukakan :
Antropologi berarti ilmu tentang manusia.

Khusus yang dikemukakan oleh Hoebel tentang kerjanya, yang dapat diartikan sebagai kerja dalam arti kegiatan pikiran dan pemikiran yang berarti budaya serta kebudayaannya. Oleh karena itu, pengertian antropologi di sini lebih tepat dikatakan antropologi budaya, yang oleh Hoebel dikemukakan bahwa antropologi budaya itu tidak lain adalah studi tentang perilaku manusia.
Pada kesempatan ini akan kita bahas kembali lebih lanjut yang berkaitan dengan antropologi atau antropologi budaya. Anda dan kita semua dapat menghayati, bahwa di antara manusia dengan makhluk hidup yang lain, khususnya binatang terdapat perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan. Manusia dan binatang sebagai makhluk Al Khalik Maha Kuasa, sama-sama dikaruniai otak, namun otak manusia dilengkapi oleh kemampuan yang berkembang dan dapat dikembangkan seperti telah dikemukakan, sedangkan otak binatang tidak demikian. Oleh karena itu, manusia dengan akal pikirannya inilah yang mengahasilkan kebudayaan.
               
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood di atas sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia. Dari konsep tadi, tercermin pula konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan masyarakat manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih lengkap. Konsep-konsep dasar itu meliputi :

1)      Kebudayaan
Kebudayaan, akar katanya dari kata buddayah, bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal (Koentjaraningrat : 1990 : 9) Soejono Soekanto : 1990 :188). Kata buddayah atau buddhi itu berasal dari Bahasa Sanskerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai “hal-hal yang berhubungan dengan budi atau akal”. Mengenai kebudayaan ini, antara lain C. A. Ellwood (Fairchild, H.P. dkk : 1982 : 80) mengungkapkan :
Kebudayaan adalah nama kolektif semua pola perilaku ditransparansikan secara social melalui symbol-simbol; dari sini tiap unsure semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, perlatan, industry, seni, ilmu hokum, pemerintahan, moral, dan keyakinan-keyakinan saja, melainkan meliputi juga peralatan material atau artefak yang merupakan penjelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dan sebagainya. Pengertian kebudayaan secara ilmiah berbeda dengan pengertian konotatif sehari-hari. Hal tersebut meliputi semua yang dipelajari melalui sambung rasa atau komunikasi timbale arah. Hal itu meliputi semua bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Tidak ada kelompok umat manusia yang memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaaan, dan kelembagaan-kebudayaan itu sifatnya universal-yang merupakan ciri yang berkarakteristik msyarakat manusia.

2)      Tradisi            
Tradisi adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya di masyarakat.
Jika tradisi melekat pada kehidupan dan alam pikiran masyarakat, paling tidak dalam kelompok, maka kebiasaan, lebih melekat pada orang perorangan sebagai anggota masyarakat, dan tingkat bobotnya juga lebih rendah daripada bobot tradisi. Kebiasaannya berkelakuannya lebih terbatas bila dibandingkan dengan tradisi.
Contoh kebiasaan :
Tegur sapa, mengetuk pintu kalau bertamu, mendahulukan orang tua atau yang dituakan, berpakaian rapi jika mengunjungi orang yang dihormati, dll.
Contoh tradisi :
Pulang mudik pada hari lebaran atau tahun baru, sampai saat ini masih menjadi tradisi untuk kelompok masyarakat tertentu. Kita belum mengetahui apakah di tahun-tahun mendatang pulang mudik itu masih merupakan tradisi ataukah bergeser hanya menjadi kebiasaan. Hal tersbut masih harus ditunggu dan diamati lebih jauh.

3)      Pengetahuan
Pengetahuan merupakan kumulasi dari pengelaman dan hal-hal yang kita ketahui.


4)      Ilmu              
Ilmu merupakan pengetahuan yang telah tersistematisasikan (tersusun) yang berkarakter tertentu sesuai dengan objek yang dipelajari, ruang lingkup telaahannya, dan metode yang dikembangkan serta diterapkannya pengetahuan yang menjadi bidang ilmu, sifatnya masih acak.

5)      Teknologi
Teknologi merupakan penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sumber daya bagi kepentingan manusia.

6)      Norma
Norma lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat.
Misal, kita dapat menanyakan “Bagaimanakah norma yang berlaku dalam masyarakat di sini?”. Mengajukan pertanyaan demikian, ntuk  menghindari diri melanggar norma yang berlaku. Menurut aturan (tidak tertulis ataupun tertulis), jika ingin bertanya mengacungkan tangan atau telunjuk lebih dulu. Hal itu merupakan norma yang berlaku dalam suatu pertemuan atau juga dalam kelas. Pada waktu bertanya kita berlaku sopan. Kesopanan tersebut merupakan nilai dalam bertanya.

7)      Lembaga
Dalam kehidupan masyarakat dan bermasyarakat, keluarga merupakan lembaga yang memiliki fungsi majemuk. Ia menjadi lembaga ekonomi dalam menjamin kebutuhan pangan, sandang, dan papan (rumah), ia juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang meletakkan dasar pendidikan kepada anggotanya, ia juga menjadi lembaga peradilan dalam mempertahankan keseimbangan hak dan kewajiban di antara anggotanya, ia juga menjadi lembaga peme-rintahan dalam menjaga kesejahteraan-ketentraman-keamanan seluruh anggotanya, dan demikian seterusnya.



8)      Seni
Seni menurut Ki Hadjar Dewantara adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat menggerakan jiwa manusia.

9)      Bahasa
Bahasa sebagai suatu konsep dasar, memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahasa sebagai suatu konsep, bukan hanya merupakan rangkaian kalimat tertulis ataupun lisan, melainkan pengertiannya itu lebih jauh daripada sekedar hanya sekedar rangkaian kalimat. Bahasa sebagai suatu konsep, meliputi pengertian sebagai bahasa anak, bahasa remaja, bahasa orang dewasa, bahasa orang awam, bahasa bisnis, bahasa isyarat, dan demikian seterusnya. Namun demikian, makna dan nilai bahasa sebagai suatu konsep terletak pada keududkannya sebagai alat mengungkapkan perasaan, pikiran dan komunikasi dengan pihak atau orang lain. Bahasa merupakan alat untuk saling mengerti bagi berbagai pihak, sehingga mampu mengembangkan hidup dan kehidupan ke tingkat atau taraf yang lebih sejahtera.

10)   Lambang, seperti : bahasa, bendera, tanda pangkat dan tanda jabatan.
Sesungguhnya, bahasa itu juga merupakan lambang bagi kita manusia. Betapa tidak, ingat saja ungkapan bahasa mencirikan bangsa. Pada ungkapan itu tercermin bahwa bahasa menjadi lambang bagi suatu bangsa. Hal tersebut dapat ditafsirkan bahwa bangsa yang bahasa dan tutur katanya baik, mencerminkan bahwa bangsa tersebut juga termasuk bangsa yang baik.
       
Lambang selanjutnya seperti bendera bagi suatu bangsa, nilainya tidak hanya terletak pada secarik kain itu, melainkan terletak pada makna kesatuan bangsa, semangat perjuangan bangsa, dan lain-lain sebagainya.


Demikian juga mengenai tanda pangkat dan tanda jabatan, nilainya itu tidak terletak pada terbuat dari apa tanda tersbut, melainkan melambangkan apa tanda tadi. Melambangkan kepemimpinan, kewibawaan, kehormatan atau penghargaan.

11)   Dan banyak hal serta fenomena yang dapat kita sendiri menggalinya.


    IV.            Sosiologi
Kita dapat mengamati dan menghayati sendiri, bahwa sejak lahir telah berhubungan dengan orang atau pihak lain, paling tidak dengan Ibu dan anggota keluarga lainnya. Pada perkembangan dan pertumbuhan individu itu selanjutnya, hubungan dengan pihak lain itu tidak lagi hanya terbatas dalam keluarga, melainkan telah menjangkaun teman sepermainan, para tetangga, dan demikian seterusnya. Hubungannya pun tidak sepihak melainkan timbal balik. Atau dengan perkataan lain, terjadi interaksi antara seorang individu dengan pihak lainnya. Oleh karena itu, interaksi tadi, kita konsepkan sebagai interaksi social.

Ilmu social yang secara khususmempelajari “interaksi social” ini adalah sosiologi. Oleh karena itu, Brown & Brown (1980 : 35) mengemukakan : “Sosiologi secara kasar dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang interaksi umat manusia”. Sedangkan Frank H. Hankins (Fairchild, H. P. dkk : 1982 : 302) lebih rinci mengemukakan :

Sosiologi yaitu studi ilmiah tentang fenomena yang timbul dari hubungan kelompok umat manusia. Studi tentang manusia dan lingkungan insaninya dalam hubungan satu sama lain. Aliran sosiologi yang berbeda menentukan penekanan yang bervariasi berkenan dengan factor-faktor yang berhubungan, sebagian mkenekankan hubungan pada hubungan di antara mereka sendiri seperti interaksi, asosiasi dan seterusnya, sedangkan aliran yang lain menekankan pada umat manusia dalam hubungan sosialnya, memfokuskan perhatian kepada hubungan social dalam berbagai peranan dan fungsinya.
Atas pembahasan singkat yang baru dikemukakan, dapat diketengahkan konsep-konsep dasar sosiologi sebagai berikut:
1)      Interaksi social
Hubungan timbale balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan juga antara kelompok dengan kelompok.

2)      Sosialisasi
Proses mempelajari, menghayati, dan menanamkan suatu nilai norma, peran, pola perilaku yang diperlukan individu-individu untuk dapat berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan masyarakat.

3)      Kelompok social
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.

4)      Perlapisan social
Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.

Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu. Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada.

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.

5)      Proses social
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada. Proses sosial dapat diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum, dsb.

6)      Perubahan social
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

7)      Mobilisasi social
Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility).
8)      Modernisasi
Modernisasi adalah proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dng tuntutan masa kini.

9)      Patologi social
Adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap sakit. Disebabkan oleh faktor-faktor sosial. Berasal dari kata Phatos (Yunani) : penderitaan, penyakit.
Secara Definisi berarti :
Semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal. Pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidariatas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal

10)   Dan konsep-konsep lain yang dapat digali sendiri dari kenyataan dan proses kehidupan sehari-hari


      V.            Psikologi Sosial
Harold A. Phelps (Fairchild, H.P. dkk: 1982 :290)
Psikologi Social adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk social.

Krech, Clutfield dan Ballachey (1982:5)
Psikologi Social dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang peristiwa perilaku antar personal.

Konsep-konsep dasar psikologi social antara lain :
1)      Perhatian
Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu.
2)      Minat
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan.

3)      Kemauan
Kemauan sebagai konsep dasar psikologi social, merupakan potensi pendorong dari dalam individu untuk memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Kemauan yang kuat, merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suatu prestasi. Anda tentu ingat akan ungkapan “di mana ada kemauan, di situ ada jalan”. Kemauan yang terbina dan termotivasi pada diri seseorang termasuk pada diri anda serta kita semua, menjadi landasan yang kuat mencapai sesuatu, terutama mencapai cita-cita luhur yang menjadi idaman masing-masing. Orang yang kemauannya lemah, bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi.

4)      Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

5)      Penghayatan
Penghayatan adalah Proses kejiwaan yang sifatnya mendalam dan mennuntut suasana yang tenang.

6)      Kesadaran
Kesadaran adalah kesadaran akan perbuatan. Sadar artinya merasa, tau atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsannya), siuman, bangun (dari tidur) ingat, tau dan mengerti, misalnya , rakyat telah sadar akan politik.
Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang realitas dan manusia.

Kesadaran menurut Sartre berifat itensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia. Kesadaran tidak sama dengan benda-benda. Kesadaran selalu terarah pada etre en sio (ada-begitu-saja) atau berhadapan dengannya. Situasi dimana kesadaran berhadapan oleh Sartre disebut etre pour soi (ada-bagi-dirinya).

7)      Harga diri
Stuart dan Sundeen (1991), harga diri (self esteem) adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.

Sedangkan menurut Gilmore (dalam Akhmad Sudrajad) mengemukakan bahwa: “….self esteem is a personal judgement of worthiness that is a personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself. Pendapat ini menerangkan bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yang diekspresikan melalui sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1973) memberikan pengertian harga diri (self esteem) sebagai penilaian individu terhadap dirinya sendiri, yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan.

8)      Sikap mental
Sikap mental adalah suatu kemungkinan yang akan terjadi pada diri seseorang sehingga mempunyai konsepsi atau perilaku yang muncul dari jiwanya sebagai reaksi atau respon atas situasi yang mempengaruhinya.
Semoga kita semua mempunyai sikap mental yang positif karena itu akan mempengaruhi kita dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kedisiplinan, kemampuan, keterampilan dan kreatifitas.
9)      Kepribadian  :
Brown & Brown (1980 : 149)
Kepribadian : pola karakteristik, sifat atau atribut yang dimiliki individu yang ajeg dari waktu ke waktu.

Hornel Hart (Fairchild, H. P., dkk : 1982 : 218)
Kepribadian : organisasi gagasan yang dinamik, sikap, dan kebiasan yang dibina secara mendasar oleh potensi biologis yang diwariskan melalui mekanisme psiko-psical oraganisme tunggal dan secara social ditransmisikan melalui pola budaya, serta yang terpadu dengan semua penyesuaian, motif, kemauan dan tujuan individu berdasarkan keperluan serta kemungkinan dari lingkungan sosialnya.

10)   Dan lain sebagainya



Tugas : Pembelajaran PKn di SD

Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd





Tidak ada komentar:

Posting Komentar