Keterampilan Dasar
Ilmu-Ilmu Sosial
Ilmu-ilmu sosial (Social Sciences) dapat diartikan sebagai
bagian ilmu pengetahuan mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai
anggota masyarakat.Tiap ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji aspek
kehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk bagian ilmu-ilmu sosial.
Hakikat kehidupan
manusia sebagai suatu dinamika.Dinamika itu mengungkapkan bahwa manusia bukan
makhluk biologi semata, melainkan juga makhluk sosial, budaya, ekonomi,
politik, hukum, psikologik dan seterusnya. Aspek-aspek itu terdiri dari
interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan,
sikap dan reaksi kejiwaan, geografi dan sebagainya.Aspek-aspek inilah yang
menghasilkan ilmu pengetahuan seperti sosiologi, antropologi, ilmu ekonomi,
ilmu pendidikan, ilmu hukum, psikologi sosial, geografi dan sebagainya (Nursid
Sumaatmaja, 1980:33).
Sebagian kita
memaklumi bersama, ilmu-ilmu pengetahuan tersebut di atas dewasa ini berkembang
menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat.
Setiap disiplin ilmu memiliki struktur, ia memberikan batas atau ruang lingkup
bagi suatu disiplin ilmu dan membedakannya dari cabang ilmu lain.Struktur
merupakan konsep pedagogis dan perlu diajarkan melalui IPS, agar murid
secepatnya dapat menghayati ide-ide dari ilmu yang dimaksud.Makin mendasar
ide-ide yang dimiliki itu, makin besar kemungkinan penerapannya kepada masalah
yang lebih luas.
Objek setiap kegiatan belajar menurut Bruner ialah
melayani atau memenuhi keperluan anak didik untuk hari kedepannya. Adapun dua
cara untuk itu yaitu:
1.
Pemindahan/transfer
keterampilan melalui kurikulum sekolah sebagai dasar untuk dipakai kelak
didalam masyarakat.
2.
Pemindahan/transfer
prinsip-prinsip dan sikap melalui kurikulum sekolah, bukan sekadar untuk
memperoleh keterampilan, tetapi untuk mendapatkan ide-ide dasar dan ide-ide
umum yang dapat dipergunakan sebagai dasar menangani masalah masyarakat.
Tipe transfer yang kedua ini merupakan inti ciri proses
pendidikan masa kini melalui IPS, syarat untuk itu antara lain penguasaan
struktur ilmu/ilmu-ilmu yang hendak dihayati (Kosasih Djahiri, 1982/1983:8)
Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan
disiplin ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang
lingkup bahasannya, objek yang dipelajari, metode dan pendekatan dari tiap-tiap
disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut.Dengan mengetahui dan menguasai pengetahuan
ilmu-ilmu sosial, bahasan/topik-topik IPS baik berupa konsep, prinsip,
generalisasi, teori maupun fakta-fakta yang bersumber dari masyarakat dapat
dibahas lebih mendalam.
A. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Geografi
Geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.Konsep geografi yang
diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi objek studi
geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian
dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan
udara), lithosfer (lapisan batuan,
kulit bumi), hidrosfer (lapisan air,
perairan) dan biosfer (lapisan
kehidupan).
Pengajaran geografi
hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang
merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi
kewilayahannya. Dengan perkataan lain, pengajaran geografi merupakan hakikat
geografi yang diajarkan disekolah yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan
mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.
Sebagai ruang lingkup
pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup ilmu geografi itu sendiri, yaitu:
1.
Alam lingkungan yang menjadi
sumber daya bagi kehidupan manusia
2.
Penyebaran umat manusia dengan
variable kehidupannya
3.
Interaksi keruangan umat
manusia dengan alam lingkungannya yang memberikan variasi terhadap ciri khas
tempat-tempat dipermukaan bumi
4.
Kesatuan regional yang
merupakan perpaduan antara darat, perairan dan udara diatasnya
Materi geografi adalah
kehidupan manusia dimasyarakat, alam lingkungan dengan segala sumber dayanya,
region-region di permukaan bumi, menjadi sumber pengajaran geografi. Selain gejala-gejala
kehidupan, buku-buku dan kepustakaan lain yang juga berkenaan dengan gejala
tadi menjadi sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran geografi.Kemampuan
dasar guru geografi berkenaan dengan penguasaan materi, tujuan pengajaran
geografi dan tingkat perkembangan mental anak sangat dituntut.
Sebagaimana tujuan
pendidikan pada umumnya, mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus sampai kepada tujuan yang
operasional.Tujuan instruksional merupakan tujuan yang wajib dicapai pada
pelaksanaan pengajaran.Dengan demikian, tujuan instruksional pengajaran
geografi adalah tujuan yang wajib direalisasikan pada pelaksanaan pengajaran
geografi. Pencapaian tujuan tersebut melalui proses berbagai keterampilan yang mengandung
keaktifan anak didik dalam merealisasikannya. Dengan anak aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran maka pencapaian tujuan pembelajaran itu akan lebih diresapi
oleh siswa sehingga kesannya akan tahan lama.
Secara singkat akan
dibahas beberapa keterampilan guru, khususnya guru geografi berkenaan dengan
kegiatan belajar-mengajar topik/bahasan geografi.
1.
Metode Pembelajaran
Pengajaran
geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas, seperti metode ceramah-ceramah
bervariasi, tanya jawab, diskusi, role playing,
sosiodrama, kerja kelompok dan sebagainya. Sedangkan metode pembelajaran yang
dilakukan diluar kelas, seperti metode tugas belajar dan metode karyawisata.
2.
Penggunaan Sumber Belajar
Sumber
belajar geografi dapat berupa fenomena/gejala-gejala yang ada di
sekitar/lingkungan (baik di lingkungan alam, maupun lingkungan manusia),
kemudian dari buku-buku, majalah, surat kabar dan media elektronika lainnya
yang berhubungan dengan materi/topik bahasan geografi. Dengan mengambil sumber
belajar dari gejala-gejala yang ada disekitarnya, proses belajar-mengajar
geografi akan lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan.
3.
Penggunaan Media/Alat Pembelajaran
Gejala/fenomena
yang ada disekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejala kehidupan manusia,
selain sumber belajar dapat juga dijadikan media pembelajaran geografi. Tidak
dapat hanya diceramahkan, didiskusikan atau tanya jawab saja, melainkan harus
ditunjukkan dan diragakan.
4.
Menciptakan suasana Belajar yang Kondusif
Menciptakan
suasana belajar yang dapat merangsang/memotivasi kegiatan belajar aktif
sehingga keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar akan menghasilkan
pencapaian belajar yang penuh makna (meaningfull
learning).
B. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sejarah
Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang
masa lampau atau bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan
riwayat masa lampau sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat dipercaya
(Fairchild, H.P, 1964:141).Hakikatnya sejarah itu adalah suatu konsep tentang
waktu yang lalu selaras dengan rangkaian sebab akibatnya.Akan tetapi, inti
sejarah adalah perubahan.
Objek studi sejarah adalah
sejarah sebagai kenyataan dalam arti luas yang meliputi segala sesuatu yang
pernah terjadi dalam kehidupan umat manusia, dan semua gejala alamiah.Sedangkan
dalam arti terbatas ialah sejarah umat manusia, dimulai dari saat adanya
kehadiran makhluk manusia didunia.Ilmu menjadikan masa lampau masyarakat
manusia sebagai objek penelitiannya secara sistematis dan kritis dengan tujuan
untuk memelihara hasil penelitian itu sebagai pengetahuan yang bermakna dan
berguna.
Berikutnya sebagai guru
dalam melaksanakan tugas profesinalnya selain dapat menguasai disiplin ilmu
yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan instruksional, ia harus mempunyai
keterampilan untuk mentransferkan materi bahasan kepada siswa-siswanya. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dperlukan berbagai kemampuan guru
itu sendiri, seperti memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat/efisien,
memilih sumber situasi, suasana belajar yang mendukung siswa aktif dan
sebagainya.
Untuk memilih metode
pembelajaran mana yang paling aktif perlu dipertimbangkan berbagai segi antara
lain: Bahan/topik yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai, kondisi
siswa, sarana prasarana yang ada bahkan kemampuan guru itu sendiri dan
sebagainya. Metode yang digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain:
metode ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi, tugas, bermain peran, metode
karyawisata dan sebagainya.
C. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Ekonomi
Albert
L. Meyers mengungkapkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Sedangkan Brown, G.D.
mengemukakan bahwa ekonomi adalah suatu studi mengenai cara bagaimana manusia
memnuhi kebutuhan materinya melalui pranata-pranata. Mereka memanfaatkan sumber
daya alam, modal dan tenaga kerja yang terbatas.
Persoalan
didalam ilmu ekonomi adalah bahwa manusia di dalam usahanya untuk memenuhi
kehidupan selalu mengahadapi ketidakseimbangan antara banyaknya kebutuhan
dengan banyaknya barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia atau dengan kata
lain kebutuhan terhadap barang dan jasa tidak terbatas sumber-sumber baik
sumber alam maupun sumber daya manusia terbatas.
Seorang
guru ekonomi dituntut juga untuk dapat mentransfer konsep/teori yang merupakan
topik bahasan ekonomi kepada anak didik. Guru harus mampu menciptakan suasana
belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar, mencari dan menemukan
sendiri. Dengan demikian hasil belajar siswa akan lebih melekat dan tahan lama.
Selain bersumber dari buku-buku literature yang sesuai dengan kurikulum, banyak
konsepnya yang dapat dikembangkan dari gejala ekonomi yang ada disekitar tempat
tinggal siswa itu sendiri, misalnya kegiatan pertanian, perkebunan, kerjainan,
perikanan, industri, pertukangan serta jasa-jasa lainnya.Dengan hal ini
pembelajaran lebih bersifat konkret.
D. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Politik
Prof. Mr. Moh. Jamin
mengungkapkan ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada masalah kekuasaan dan
bagaimana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan negara.Ilmu
politik dengan sendirinya membahas dan mempersoalkan pembinaan negara dan
masyarakat atau kekuasaan.Dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri
dari bantuan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi, ilmu negara, ilmu hukum,
administrasi negara, psikologi dan sebagainya.
Sama halnya dengan
mengajarkan materi yang termasuk topik bahasan geografi, sejarah, dan ekonomi
guru yang mengajarkan harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat,
sumber belajar, media/alat bantu pembelajaran. Selain bersumber dari buku
literature yang digunakan, dapat juga dengan melihat sistem politik yang
berlaku.Lembaga pemerintahan baik dari tingkat pusat sampai tingkat yang paling
rendah (pemerintahan desa) dapat dijadikan sumber pembelajaran.Bahkan dalam
kehidupan berumah tangga dapat dijadikan sumber pembelajaran.
Jadi, dalam pengajaran
politik diharapkan para siswa selain mengetahui, juga menyadari hak dan
kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga negara.Selain itu
siswa juga harus menyadari bahwa untuk hidup aman, tenteram sejahtera penuh
dengan aturan-aturan yang perlu ditaati dan dilaksanakan.
E. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sosiologi
Sosiologi
dapat diartikan ilmu yang mempelajari masyarakat.Apa yang dimaksud dengan
masyarakat? Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelompok yang
dengan sendirinya satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Sosiologi mempelajari masyarakat secara umum sehingga ada yang menamakannya
ilmu masyarakat umum.
Agar
mampu untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat
didalamnya, sama halnya dengan mengajarkan konsep-konsep disiplin ilmu-ilmu
sosiologinya, dalam pembelajaran dengan mengenai contoh gejala yang ada
disekitar lingkungan anak. Hal ini sekali lagi agar terhindar dari pembelajaran
yang bersifat verbalisme (lebih-lebih para siswa kelas rendah) dan hasil
belajar akan lebih tahan lama.
F. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Antropologi
Antropologi
adalah suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Fairchild. H.P.
1964:12). Ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikirannya atau
hasil akal budinya.Sebagai objek antropologi adalah aspek budaya atau karya
cipta manusia.Tetapi tidak semua karya cipta manusia itu adalah kebudayaan.
Selanjutnya
sebagai seorang guru yang mengajarkan harus mampu dan memiliki keterampilan
khusus yang berhubungan dengan pembelajaran agar tujuan instruksional dapat
dicapai dengan optimal.dan harus selalu diingat, untuk menciptakan suasana
belajar yang mendukung siswa aktif, serta contoh-contoh yang digunakan dapat
dilihat, dirasakan, atau dihayati oleh para siswa.
G. Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Psikologi Sosial
Psikologi
sosial adalah suatu studi tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial
(Fairchild. H.P. 1964:290). Objek studi psikologi adalah tingkah laku manusia
di masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan,
minat, reaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan
kepribadiannya.
Pencapaian
tujuan instruksional banyak tergantung kepada kemampuan/keterampilan guru untuk
memilih metode mengajar, keterampilan dalam memilih serta menggunakan media
pembelajaran, tercipta suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat
dalam kegiatan belajar-mengajar.
Keterampilan Sosial
Dapat
tidaknya kita mengerti dan menghayati proses kehidupan, sepenuhnya bergantung
kepada katajaman pancaindra, pengalaman dan pengetahuan yang ada pada diri kita
masing-masing. Pengertian dan penghayatan dipengaruhi pula oleh minat,
perhatian dan keingintahuan yang hidup pada diri kita. Hal ini sepenuhnya merupakan kekayaan pribadi
kita masing-masing sebagai hasil pengaruh dan kerja sama kondisi
psiko-biologis, lingkungan dan pendidikan kita. Jadi merupakan hasil keseluruhan
sistem pribadi kita masing-masing.
Pertumbuhan
penduduk yang cepat, menjadi pendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang
menyangkut kebutuhan penduduk.Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk
dengan pertumbuhan sarana penunjang kehidupannya, telah menimbulkan
bermacam-macam masalah.Masalah-masalah tersebut meliputi masalah ekonomi, politik, budaya, hukum, lingkungan dan lain
sebagainya.Untuk selanjutnya kita melihat penerapan keterampilan dasar IPS
dalam kehidupan melalui beberapa aspek, seperti keterampilan mental, keterampilan
personal, dan keterampilan sosial.
A. Keterampilan Mental
Ada yang menjelaskan bahwa
mental itu meliputi sistem nilai atau pandangan hidup dan sikap (value system and attitude). Sistem nilai
adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleh sebagian warga masyarakat
mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang
sepele, apa yang berharga dan apa yang kurang berharga dan sebagainya.
Bagi orang yang mengetahui
dan memahami apalagi sebagai guru IPS seperti halnya kita akan keberadaan
sistem nilai dan sikap masyarakat yang berlaku disetiap wilayah, lebih-lebih
sistem nilai dan sikap masyarakat dimana kita tinggal. Dengan mengetahui itu
kita dapat menilai apakah sistem nilai dan sikap tersebut baik atau buruk,
menghambat upaya pembaruan/pembangunan atau mendukungnya, dan sebagainya.
Seperti yang dikemukakan oleh Kuncaraningrat (Antropolog) terdapat
beberapa sikap mental yang menghambat pembangunan, diantaranya:
v Sikap mental penerobosan (mengambil jalan pintas)
Dimiliki oleh
orang-orang yang ingin mencapai target dengan menempuh jalan pintas dan
biasanya ditempuh dengan jalan yang tidak sesuai prosedur/aturan yang ada,
sedangkan kemampuannya sendiri sebenarnya tidak mendukungnya.
v Sikap mental priyayi
Orang yang memiliki
mental demikian apabila ia menghadapi atasan, terlalu
mengagungkan/menyembah-nyembah (menjilat), tetapi kalau dengan bawahan, memeras
kalau perlu menginjaknya.
v Sikap mental mengagungkan masa lalu
Orang yang demikian
biasanya menganggap masa lalu lebih baik dari sekarang.Hidup sekarang banyak
masalah/susah, dulu hidup senang serba kecukupan, dulu dihormati/dipuja-puja
orang sekarang diacuhkan orang dan sebagainya.
v Sikap mental yang cepat puas
Orang yang demikian
merasa cepat puas dengan apa yang ada/dimiliki, tidak ingin berusaha untuk
meningkatkannya, mereka cepat pasrah, bagaimana nasib saja. Orang yang seperti
ini tidak kreatif/kurang kreatif.
Selanjutnya, berikut sikap mental yang
mendorong pembangunan yang juga merupakan kemampuan/keterampilan IPS yang dapat
diterapkan:
§ Memandang bahwa hidup ini dapat diperbaiki
Orang ini tidak
menyerah begitu saja pada nasib, melainkan menghargai usaha dan kemampuannya.Ia
percaya akan kemampuan akal, ilmu dan teknologi.
§ Menghargai usaha manusia dalam mencapai hasil yang lebih baik
Orang ini tidak
puas dengan apa yang telah dimilikinya, melainkan berusaha untuk mencapai yang
lebih bermutu, lebih banyak, cara yang lebih efisien dan produktif, dan
seterusnya. Ia bersedia menerima pembaruan dan perubahan.
§ Mempunyai kesadaran waktu yang tinggi
Orang ini
menggunakan waktunya secara efisien, tidak menyia-nyiakan/membuang waktu dengan
berpangku tangan/melamun atau pekerjaan yang sia-sia/tidak berguna.
Perhatiannya akan hari esok menyebabkan ia hidup secara hemat dan membuat
rencana mengenai hari yang akan datang.
§ Mampu menyatakan pendapat/gagasan dan menghargai pendapat/gagasan
orang lain
Orang ini percaya
kepada kemampuan dan harga diri sendiri, memperhatikan kepentingannya sendiri
disamping kepentingan masyarakat.Ia tidak tenggelam terhadap pengaruh dan
kepentingan pihak lain. Ia menghargai seseorang sesuai dengan prestasinya.
B. Keterampilan Personal
G.W.
Allport mengemukakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamik sistem
psiko-fisik yang ada pada suatu individu, yang menentukan karakteristik tingkah
laku dan berpikirnya. Kepribadian terbentuk sejak lahir, dan dari pengaruh
lingkungan tempat ia tinggal. Kepribadian seseorang merupakan perpaduan
antarwarisan biologik dengan kondisi kehidupannya. Karena baik biologik maupun
kondisi kehidupan yang dimiliki dan dijalani tiap orang tidak sama maka dapat
dikatakan tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama.
Tiap
orang memiliki kepribadian masing-masing yang tidak sama dengan kepribadian
orang lain, walaupun dalam satu keluarga. Namun demikian kita sebagai
kelompok/masyarakat, bahkan sebagai bangsa memiliki kepribadian tertentu, yang
memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang dapat dibedakan dengan
kelompok/masyarakat atau bangsa lainnya.
Kepribadian
seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkungan tertentu, baik luas maupun
sempit.Selanjutnya, kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan, melainkan
kepribadian itu pun dapat mempengaruhi lingkungan. Dengan berbekal pengetahuan
IPS, akan memberi ciri/karakter tertentu dalam pembentukan kepribadian.
C. Keterampilan Sosial
Masyarakat
yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah tertentu yang diikat
oleh norma atau system nilai yang dimilikinya selalu mengalami perubahan.
Pertumbuhan demografi, akan mendorong perubahan dan perkembangan aspek
kehidupan manusia lainnya. Perubahan dan pertambahan penduduk, akan mendorong
pertumbuhan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan
yaitu kebutuhan ekonominya.Cara manusia memenuhi kebutuhan ini dari waktu ke
waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan. Dalam memanfaatkan sumber
daya atau lingkungan, manusia dalam melakukan perubahan cara mulai dari cara
meramu kepada bercocok tanam sampai bertani yang modern, peternakan dan sampai
pula pada industry modern. Perubahan cara pemenuhan kebutuhan tadi atau lebih
sempit lagi perubahan produksi, sudah pasti diikuti oleh perubahan-perubahan
lainnya, seperti perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan nilai dan
norma dan lain sebagainya.
Perubahan
social dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang
meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota
masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat,
merupakan tututan kehidupan dalam mencari kestabilannya (Nursid Sumaatmadja,
1980: 88).
Perubahan
sosial yang disebabkan factor-faktor dari dalam kelompok adalah karna
penemuan-penemuan atau penciptaan-penciptaan baru (inovasi) tentunya terjadinya
penemuan-penemuan baru (inovasi) dapat terjadi apabila anggota-anggota
masyarakat memilliki hal-hal berikut:
1.
Adanya kesadaran anggota
masyarakat akan perlunya upaya meningkatkan kehidupan secara terus-menerus.
Kesadaran tersebut akan timbul apabila adanya rasa tidak puas terhadap apa yang
telah dicapainya. Oleh David C. Mc. Clelland dikatakan memiliki Ach (Need for
Achievement) yang tinggi. Need for Achievement adalah suatu dorongan kebutuhan
untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
2.
Adanya kualitas anggota
masyarakat dalam kelompok yang kreatif. Anggota masyarakat yang kreatif ini
merupakan motivator dan modernisator bagi perubahan sosial dan perubahan dalam
kelompok yang bersangkutan. Oleh para ahli psikologi, orang yang memiliki akal
dan daya kreatif yang tinggi ini, disebut vitus mental.
3.
Adanya suasana persaingan yang
sehat diantara anggota-anggota masyarakat untuk mencapai prestasi yang tinggi
demi kemajuan kelompok yang bersangkutan.
4.
Adanya dorongan kepada anggota
yang berprestasi baik berupa piagam pengahargaan maupun insentif lain, agar ia
terus berprestasi dan berkarya.
Sebagai guru IPS,
tentunya juga sebagai anggota masyarakat mau tidak mau harus berperan dan peka
terhadap berbagai kejadian dan masalah yang terjadi di masyarakat anda tidak
boleh bersifat masa bodo atas kejadian-kejadian atau masalah-masalah dalam
kehidupan di masyarakat anda harus aktif dan melibatkan diri dan bersatu dengan
anggota masyarakat lainnya untuk menigkatkan taraf hidup dan membantu
mencarikan jalan pemecahan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
Keterampilan-keterampilan
dasar IPS yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain
berikut ini.
1. Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; sebagai anggota
masyarakat, ia harus melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan
bersama anggota masyarakat lainnya.
2. Dalam upaya menangkal unsur-unsur kebudayaan yang tidak sesuai, ia
harus dapat menyadarkan kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga dan
memelihara norma-norma luhur yang terkandung dalam Pancasila maupun agama
sebagai pegangan hidupnya.
3.
Dalam rangka upaya mengatasi
atau mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat, misalnya
masalah kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan asusila, kekerasaan dan
sadism, dan lain sebagainya serta maslah lingkungan seperti pencemaran, banjir,
kekeringan, erosi dan lain sebagainya diperlukan keterampilan untuk mencarikan
jalan pemecahannya. Di sinilah keterampilan-keterampilan dasar IPS membantu
untuk melihat faktor-faktor penyebab dari timbulnya suatu permasalahan sosial
secara interdisipliner/multidisipliner.
Demikianlah gambaran yang berhubungan dengan keterampilan dasar IPS
terutama keterampilan sosial yang dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Tugas : Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar