Minggu, 21 Juni 2015

Keterampilan Dasar IPS dalam Pelaksanaan Tugas sebagai Guru dan dalam Kehidupan



Keterampilan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial

          Ilmu-ilmu sosial (Social Sciences) dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat.Tiap ilmu pengetahuan yang mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat, termasuk bagian ilmu-ilmu sosial.
            Hakikat kehidupan manusia sebagai suatu dinamika.Dinamika itu mengungkapkan bahwa manusia bukan makhluk biologi semata, melainkan juga makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, psikologik dan seterusnya. Aspek-aspek itu terdiri dari interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan, geografi dan sebagainya.Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan seperti sosiologi, antropologi, ilmu ekonomi, ilmu pendidikan, ilmu hukum, psikologi sosial, geografi dan sebagainya (Nursid Sumaatmaja, 1980:33).
      Sebagian kita memaklumi bersama, ilmu-ilmu pengetahuan tersebut di atas dewasa ini berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan dan dinamika masyarakat. Setiap disiplin ilmu memiliki struktur, ia memberikan batas atau ruang lingkup bagi suatu disiplin ilmu dan membedakannya dari cabang ilmu lain.Struktur merupakan konsep pedagogis dan perlu diajarkan melalui IPS, agar murid secepatnya dapat menghayati ide-ide dari ilmu yang dimaksud.Makin mendasar ide-ide yang dimiliki itu, makin besar kemungkinan penerapannya kepada masalah yang lebih luas.
Objek setiap kegiatan belajar menurut Bruner ialah melayani atau memenuhi keperluan anak didik untuk hari kedepannya. Adapun dua cara untuk itu yaitu:
1.      Pemindahan/transfer keterampilan melalui kurikulum sekolah sebagai dasar untuk dipakai kelak didalam masyarakat.
2.      Pemindahan/transfer prinsip-prinsip dan sikap melalui kurikulum sekolah, bukan sekadar untuk memperoleh keterampilan, tetapi untuk mendapatkan ide-ide dasar dan ide-ide umum yang dapat dipergunakan sebagai dasar menangani masalah masyarakat.
Tipe transfer yang kedua ini merupakan inti ciri proses pendidikan masa kini melalui IPS, syarat untuk itu antara lain penguasaan struktur ilmu/ilmu-ilmu yang hendak dihayati (Kosasih Djahiri, 1982/1983:8)

Sebagai guru IPS, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, objek yang dipelajari, metode dan pendekatan dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut.Dengan mengetahui dan menguasai pengetahuan ilmu-ilmu sosial, bahasan/topik-topik IPS baik berupa konsep, prinsip, generalisasi, teori maupun fakta-fakta yang bersumber dari masyarakat dapat dibahas lebih mendalam.

A.   Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Geografi

     Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.Konsep geografi yang diketengahkan di atas secara jelas menegaskan bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara), lithosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan) dan biosfer (lapisan kehidupan).


     Pengajaran geografi hakikatnya adalah pengajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya. Dengan perkataan lain, pengajaran geografi merupakan hakikat geografi yang diajarkan disekolah yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing.
     Sebagai ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup ilmu geografi itu sendiri, yaitu:
1.      Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia
2.      Penyebaran umat manusia dengan variable kehidupannya
3.      Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungannya yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat dipermukaan bumi
4.      Kesatuan regional yang merupakan perpaduan antara darat, perairan dan udara diatasnya

     Materi geografi adalah kehidupan manusia dimasyarakat, alam lingkungan dengan segala sumber dayanya, region-region di permukaan bumi, menjadi sumber pengajaran geografi. Selain gejala-gejala kehidupan, buku-buku dan kepustakaan lain yang juga berkenaan dengan gejala tadi menjadi sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran geografi.Kemampuan dasar guru geografi berkenaan dengan penguasaan materi, tujuan pengajaran geografi dan tingkat perkembangan mental anak sangat dituntut.
     Sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya, mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus sampai kepada tujuan yang operasional.Tujuan instruksional merupakan tujuan yang wajib dicapai pada pelaksanaan pengajaran.Dengan demikian, tujuan instruksional pengajaran geografi adalah tujuan yang wajib direalisasikan pada pelaksanaan pengajaran geografi. Pencapaian tujuan tersebut melalui proses berbagai keterampilan yang mengandung keaktifan anak didik dalam merealisasikannya. Dengan anak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran maka pencapaian tujuan pembelajaran itu akan lebih diresapi oleh siswa sehingga kesannya akan tahan lama.

     Secara singkat akan dibahas beberapa keterampilan guru, khususnya guru geografi berkenaan dengan kegiatan belajar-mengajar topik/bahasan geografi.
1.  Metode Pembelajaran
    Pengajaran geografi dapat dilaksanakan di dalam kelas, seperti metode ceramah-ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi, role playing, sosiodrama, kerja kelompok dan sebagainya. Sedangkan metode pembelajaran yang dilakukan diluar kelas, seperti metode tugas belajar dan metode karyawisata.

2.  Penggunaan Sumber Belajar
    Sumber belajar geografi dapat berupa fenomena/gejala-gejala yang ada di sekitar/lingkungan (baik di lingkungan alam, maupun lingkungan manusia), kemudian dari buku-buku, majalah, surat kabar dan media elektronika lainnya yang berhubungan dengan materi/topik bahasan geografi. Dengan mengambil sumber belajar dari gejala-gejala yang ada disekitarnya, proses belajar-mengajar geografi akan lebih menarik perhatian siswa dan tidak membosankan.

3.  Penggunaan Media/Alat Pembelajaran
    Gejala/fenomena yang ada disekitar tempat tinggal anak, baik berupa gejala kehidupan manusia, selain sumber belajar dapat juga dijadikan media pembelajaran geografi. Tidak dapat hanya diceramahkan, didiskusikan atau tanya jawab saja, melainkan harus ditunjukkan dan diragakan.

4.  Menciptakan suasana Belajar yang Kondusif
    Menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang/memotivasi kegiatan belajar aktif sehingga keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar akan menghasilkan pencapaian belajar yang penuh makna (meaningfull learning).

B.   Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sejarah

    Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat dipercaya (Fairchild, H.P, 1964:141).Hakikatnya sejarah itu adalah suatu konsep tentang waktu yang lalu selaras dengan rangkaian sebab akibatnya.Akan tetapi, inti sejarah adalah perubahan.

     Objek studi sejarah adalah sejarah sebagai kenyataan dalam arti luas yang meliputi segala sesuatu yang pernah terjadi dalam kehidupan umat manusia, dan semua gejala alamiah.Sedangkan dalam arti terbatas ialah sejarah umat manusia, dimulai dari saat adanya kehadiran makhluk manusia didunia.Ilmu menjadikan masa lampau masyarakat manusia sebagai objek penelitiannya secara sistematis dan kritis dengan tujuan untuk memelihara hasil penelitian itu sebagai pengetahuan yang bermakna dan berguna.

     Berikutnya sebagai guru dalam melaksanakan tugas profesinalnya selain dapat menguasai disiplin ilmu yang diasuhnya, mampu merumuskan tujuan instruksional, ia harus mempunyai keterampilan untuk mentransferkan materi bahasan kepada siswa-siswanya. Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dperlukan berbagai kemampuan guru itu sendiri, seperti memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat/efisien, memilih sumber situasi, suasana belajar yang mendukung siswa aktif dan sebagainya.

     Untuk memilih metode pembelajaran mana yang paling aktif perlu dipertimbangkan berbagai segi antara lain: Bahan/topik yang akan diajarkan, tujuan yang ingin dicapai, kondisi siswa, sarana prasarana yang ada bahkan kemampuan guru itu sendiri dan sebagainya. Metode yang digunakan dalam mengajarkan materi sejarah antara lain: metode ceramah bervariasi, tanya jawab, diskusi, tugas, bermain peran, metode karyawisata dan sebagainya.


C.   Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Ekonomi

      Albert L. Meyers mengungkapkan bahwa ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Sedangkan Brown, G.D. mengemukakan bahwa ekonomi adalah suatu studi mengenai cara bagaimana manusia memnuhi kebutuhan materinya melalui pranata-pranata. Mereka memanfaatkan sumber daya alam, modal dan tenaga kerja yang terbatas.
      Persoalan didalam ilmu ekonomi adalah bahwa manusia di dalam usahanya untuk memenuhi kehidupan selalu mengahadapi ketidakseimbangan antara banyaknya kebutuhan dengan banyaknya barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia atau dengan kata lain kebutuhan terhadap barang dan jasa tidak terbatas sumber-sumber baik sumber alam maupun sumber daya manusia terbatas.
      Seorang guru ekonomi dituntut juga untuk dapat mentransfer konsep/teori yang merupakan topik bahasan ekonomi kepada anak didik. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar, mencari dan menemukan sendiri. Dengan demikian hasil belajar siswa akan lebih melekat dan tahan lama. Selain bersumber dari buku-buku literature yang sesuai dengan kurikulum, banyak konsepnya yang dapat dikembangkan dari gejala ekonomi yang ada disekitar tempat tinggal siswa itu sendiri, misalnya kegiatan pertanian, perkebunan, kerjainan, perikanan, industri, pertukangan serta jasa-jasa lainnya.Dengan hal ini pembelajaran lebih bersifat konkret.
 
D.   Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Politik

     Prof. Mr. Moh. Jamin mengungkapkan ilmu politik memusatkan tinjauannya kepada masalah kekuasaan dan bagaimana jalannya tenaga kekuasaan dalam masyarakat dan susunan negara.Ilmu politik dengan sendirinya membahas dan mempersoalkan pembinaan negara dan masyarakat atau kekuasaan.Dalam rangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri dari bantuan ilmu-ilmu lainnya, seperti sosiologi, ilmu negara, ilmu hukum, administrasi negara, psikologi dan sebagainya.
     Sama halnya dengan mengajarkan materi yang termasuk topik bahasan geografi, sejarah, dan ekonomi guru yang mengajarkan harus dapat memilih metode pembelajaran yang tepat, sumber belajar, media/alat bantu pembelajaran. Selain bersumber dari buku literature yang digunakan, dapat juga dengan melihat sistem politik yang berlaku.Lembaga pemerintahan baik dari tingkat pusat sampai tingkat yang paling rendah (pemerintahan desa) dapat dijadikan sumber pembelajaran.Bahkan dalam kehidupan berumah tangga dapat dijadikan sumber pembelajaran.
     Jadi, dalam pengajaran politik diharapkan para siswa selain mengetahui, juga menyadari hak dan kewajiban baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai warga negara.Selain itu siswa juga harus menyadari bahwa untuk hidup aman, tenteram sejahtera penuh dengan aturan-aturan yang perlu ditaati dan dilaksanakan.

E.   Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Sosiologi

      Sosiologi dapat diartikan ilmu yang mempelajari masyarakat.Apa yang dimaksud dengan masyarakat? Masyarakat meliputi sejumlah manusia yang hidup berkelompok yang dengan sendirinya satu sama lain saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sosiologi mempelajari masyarakat secara umum sehingga ada yang menamakannya ilmu masyarakat umum.
      Agar mampu untuk menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat didalamnya, sama halnya dengan mengajarkan konsep-konsep disiplin ilmu-ilmu sosiologinya, dalam pembelajaran dengan mengenai contoh gejala yang ada disekitar lingkungan anak. Hal ini sekali lagi agar terhindar dari pembelajaran yang bersifat verbalisme (lebih-lebih para siswa kelas rendah) dan hasil belajar akan lebih tahan lama.


F.    Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Antropologi

      Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Fairchild. H.P. 1964:12). Ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikirannya atau hasil akal budinya.Sebagai objek antropologi adalah aspek budaya atau karya cipta manusia.Tetapi tidak semua karya cipta manusia itu adalah kebudayaan.
      Selanjutnya sebagai seorang guru yang mengajarkan harus mampu dan memiliki keterampilan khusus yang berhubungan dengan pembelajaran agar tujuan instruksional dapat dicapai dengan optimal.dan harus selalu diingat, untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung siswa aktif, serta contoh-contoh yang digunakan dapat dilihat, dirasakan, atau dihayati oleh para siswa.
  
G.  Kemampuan/Keterampilan dalam Ilmu Psikologi Sosial

      Psikologi sosial adalah suatu studi tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial (Fairchild. H.P. 1964:290). Objek studi psikologi adalah tingkah laku manusia di masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, reaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepribadiannya.
      Pencapaian tujuan instruksional banyak tergantung kepada kemampuan/keterampilan guru untuk memilih metode mengajar, keterampilan dalam memilih serta menggunakan media pembelajaran, tercipta suasana belajar yang mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar.


Keterampilan Sosial

      Dapat tidaknya kita mengerti dan menghayati proses kehidupan, sepenuhnya bergantung kepada katajaman pancaindra, pengalaman dan pengetahuan yang ada pada diri kita masing-masing. Pengertian dan penghayatan dipengaruhi pula oleh minat, perhatian dan keingintahuan yang hidup pada diri kita.  Hal ini sepenuhnya merupakan kekayaan pribadi kita masing-masing sebagai hasil pengaruh dan kerja sama kondisi psiko-biologis, lingkungan dan pendidikan kita. Jadi merupakan hasil keseluruhan sistem pribadi kita masing-masing.
      Pertumbuhan penduduk yang cepat, menjadi pendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang menyangkut kebutuhan penduduk.Ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan sarana penunjang kehidupannya, telah menimbulkan bermacam-macam masalah.Masalah-masalah tersebut meliputi masalah ekonomi, politik, budaya, hukum, lingkungan dan lain sebagainya.Untuk selanjutnya kita melihat penerapan keterampilan dasar IPS dalam kehidupan melalui beberapa aspek, seperti keterampilan mental, keterampilan personal, dan keterampilan sosial.

A.   Keterampilan Mental

     Ada yang menjelaskan bahwa mental itu meliputi sistem nilai atau pandangan hidup dan sikap (value system and attitude). Sistem nilai adalah konsepsi yang abstrak yang dianut oleh sebagian warga masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang sepele, apa yang berharga dan apa yang kurang berharga dan sebagainya.
     Bagi orang yang mengetahui dan memahami apalagi sebagai guru IPS seperti halnya kita akan keberadaan sistem nilai dan sikap masyarakat yang berlaku disetiap wilayah, lebih-lebih sistem nilai dan sikap masyarakat dimana kita tinggal. Dengan mengetahui itu kita dapat menilai apakah sistem nilai dan sikap tersebut baik atau buruk, menghambat upaya pembaruan/pembangunan atau mendukungnya, dan sebagainya.

Seperti yang dikemukakan oleh Kuncaraningrat (Antropolog) terdapat beberapa sikap mental yang menghambat pembangunan, diantaranya:

v  Sikap mental penerobosan (mengambil jalan pintas)
            Dimiliki oleh orang-orang yang ingin mencapai target dengan menempuh jalan pintas dan biasanya ditempuh dengan jalan yang tidak sesuai prosedur/aturan yang ada, sedangkan kemampuannya sendiri sebenarnya tidak mendukungnya.

v  Sikap mental priyayi
            Orang yang memiliki mental demikian apabila ia menghadapi atasan, terlalu mengagungkan/menyembah-nyembah (menjilat), tetapi kalau dengan bawahan, memeras kalau perlu menginjaknya.

v  Sikap mental mengagungkan masa lalu
            Orang yang demikian biasanya menganggap masa lalu lebih baik dari sekarang.Hidup sekarang banyak masalah/susah, dulu hidup senang serba kecukupan, dulu dihormati/dipuja-puja orang sekarang diacuhkan orang dan sebagainya.

v  Sikap mental yang cepat puas
            Orang yang demikian merasa cepat puas dengan apa yang ada/dimiliki, tidak ingin berusaha untuk meningkatkannya, mereka cepat pasrah, bagaimana nasib saja. Orang yang seperti ini tidak kreatif/kurang kreatif.
Selanjutnya, berikut sikap mental yang mendorong pembangunan yang juga merupakan kemampuan/keterampilan IPS yang dapat diterapkan:

§  Memandang bahwa hidup ini dapat diperbaiki
            Orang ini tidak menyerah begitu saja pada nasib, melainkan menghargai usaha dan kemampuannya.Ia percaya akan kemampuan akal, ilmu dan teknologi.

§  Menghargai usaha manusia dalam mencapai hasil yang lebih baik
            Orang ini tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya, melainkan berusaha untuk mencapai yang lebih bermutu, lebih banyak, cara yang lebih efisien dan produktif, dan seterusnya. Ia bersedia menerima pembaruan dan perubahan.

§  Mempunyai kesadaran waktu yang tinggi
            Orang ini menggunakan waktunya secara efisien, tidak menyia-nyiakan/membuang waktu dengan berpangku tangan/melamun atau pekerjaan yang sia-sia/tidak berguna. Perhatiannya akan hari esok menyebabkan ia hidup secara hemat dan membuat rencana mengenai hari yang akan datang.

§  Mampu menyatakan pendapat/gagasan dan menghargai pendapat/gagasan orang lain
            Orang ini percaya kepada kemampuan dan harga diri sendiri, memperhatikan kepentingannya sendiri disamping kepentingan masyarakat.Ia tidak tenggelam terhadap pengaruh dan kepentingan pihak lain. Ia menghargai seseorang sesuai dengan prestasinya.







B.     Keterampilan Personal
       G.W. Allport mengemukakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamik sistem psiko-fisik yang ada pada suatu individu, yang menentukan karakteristik tingkah laku dan berpikirnya. Kepribadian terbentuk sejak lahir, dan dari pengaruh lingkungan tempat ia tinggal. Kepribadian seseorang merupakan perpaduan antarwarisan biologik dengan kondisi kehidupannya. Karena baik biologik maupun kondisi kehidupan yang dimiliki dan dijalani tiap orang tidak sama maka dapat dikatakan tidak ada dua orang yang memiliki kepribadian yang sama.
       Tiap orang memiliki kepribadian masing-masing yang tidak sama dengan kepribadian orang lain, walaupun dalam satu keluarga. Namun demikian kita sebagai kelompok/masyarakat, bahkan sebagai bangsa memiliki kepribadian tertentu, yang memiliki ciri-ciri/karakteristik tertentu yang dapat dibedakan dengan kelompok/masyarakat atau bangsa lainnya.
       Kepribadian seseorang dibina dan dikembangkan oleh lingkungan tertentu, baik luas maupun sempit.Selanjutnya, kepribadian tidak hanya dibina oleh lingkungan, melainkan kepribadian itu pun dapat mempengaruhi lingkungan. Dengan berbekal pengetahuan IPS, akan memberi ciri/karakter tertentu dalam pembentukan kepribadian.

C.     Keterampilan Sosial
       Masyarakat yang merupakan kelompok manusia yang tinggal pada wilayah tertentu yang diikat oleh norma atau system nilai yang dimilikinya selalu mengalami perubahan. Pertumbuhan demografi, akan mendorong perubahan dan perkembangan aspek kehidupan manusia lainnya. Perubahan dan pertambahan penduduk, akan mendorong pertumbuhan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak dapat ditinggalkan yaitu kebutuhan ekonominya.Cara manusia memenuhi kebutuhan ini dari waktu ke waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan. Dalam memanfaatkan sumber daya atau lingkungan, manusia dalam melakukan perubahan cara mulai dari cara meramu kepada bercocok tanam sampai bertani yang modern, peternakan dan sampai pula pada industry modern. Perubahan cara pemenuhan kebutuhan tadi atau lebih sempit lagi perubahan produksi, sudah pasti diikuti oleh perubahan-perubahan lainnya, seperti perubahan organisasi, perubahan struktur, perubahan nilai dan norma dan lain sebagainya.
       Perubahan social dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi di masyarakat, yang meliputi berbagai aspek kehidupan, sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tututan kehidupan dalam mencari kestabilannya (Nursid Sumaatmadja, 1980: 88).
       Perubahan sosial yang disebabkan factor-faktor dari dalam kelompok adalah karna penemuan-penemuan atau penciptaan-penciptaan baru (inovasi) tentunya terjadinya penemuan-penemuan baru (inovasi) dapat terjadi apabila anggota-anggota masyarakat memilliki hal-hal berikut:
1.      Adanya kesadaran anggota masyarakat akan perlunya upaya meningkatkan kehidupan secara terus-menerus. Kesadaran tersebut akan timbul apabila adanya rasa tidak puas terhadap apa yang telah dicapainya. Oleh David C. Mc. Clelland dikatakan memiliki Ach (Need for Achievement) yang tinggi. Need for Achievement adalah suatu dorongan kebutuhan untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
2.      Adanya kualitas anggota masyarakat dalam kelompok yang kreatif. Anggota masyarakat yang kreatif ini merupakan motivator dan modernisator bagi perubahan sosial dan perubahan dalam kelompok yang bersangkutan. Oleh para ahli psikologi, orang yang memiliki akal dan daya kreatif yang tinggi ini, disebut vitus mental.
3.      Adanya suasana persaingan yang sehat diantara anggota-anggota masyarakat untuk mencapai prestasi yang tinggi demi kemajuan kelompok yang bersangkutan.
4.      Adanya dorongan kepada anggota yang berprestasi baik berupa piagam pengahargaan maupun insentif lain, agar ia terus berprestasi dan berkarya.

       Sebagai guru IPS, tentunya juga sebagai anggota masyarakat mau tidak mau harus berperan dan peka terhadap berbagai kejadian dan masalah yang terjadi di masyarakat anda tidak boleh bersifat masa bodo atas kejadian-kejadian atau masalah-masalah dalam kehidupan di masyarakat anda harus aktif dan melibatkan diri dan bersatu dengan anggota masyarakat lainnya untuk menigkatkan taraf hidup dan membantu mencarikan jalan pemecahan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.
       Keterampilan-keterampilan dasar IPS yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain berikut ini.
1.      Dalam upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat; sebagai anggota masyarakat, ia harus melibatkan diri dalam berbagai kegiatan pembangunan bersama anggota masyarakat lainnya.
2.      Dalam upaya menangkal unsur-unsur kebudayaan yang tidak sesuai, ia harus dapat menyadarkan kepada anggota masyarakat akan pentingnya menjaga dan memelihara norma-norma luhur yang terkandung dalam Pancasila maupun agama sebagai pegangan hidupnya.
3.      Dalam rangka upaya mengatasi atau mengurangi masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat, misalnya masalah kenakalan remaja, pergaulan bebas, tindakan asusila, kekerasaan dan sadism, dan lain sebagainya serta maslah lingkungan seperti pencemaran, banjir, kekeringan, erosi dan lain sebagainya diperlukan keterampilan untuk mencarikan jalan pemecahannya. Di sinilah keterampilan-keterampilan dasar IPS membantu untuk melihat faktor-faktor penyebab dari timbulnya suatu permasalahan sosial secara interdisipliner/multidisipliner.
Demikianlah gambaran yang berhubungan dengan keterampilan dasar IPS terutama keterampilan sosial yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.



Tugas : Pembelajaran PKn di SD

Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd



Tidak ada komentar:

Posting Komentar