BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pada hakekatnya perkembangan hidup manusia mulai
saat lahir sampai menjadi dewasa tak dapat terlepas dari masyarakat.Oleh karena
itu pengetahuan sosial dapat dikatakan tak asing bagi tiap orang.Sejak bayi telah
melakukan hubungan dengan orang lain terutama dengan ibunya dan dengan anggota
keluarga yang lainnya, meskipun
dengan sepihak. Hubungan sosial itu telah terjadi, tanpa hubungan sosial bayi
tidak akan mampu berkembang menjadi manusia dewasa.
Pengalaman manusia di luar dirinya tak hanya terbatas hanya dalam keluarga tapi juga meliputi teman sejawat, warga kampung dsb.Hubungan sosial yang dialami makin meluas. Dari pengalaman dan pengenalan dan hubungan sosial tersebut dalam diri seseorang akan tumbuh pengetahuan.
Pengalaman manusia di luar dirinya tak hanya terbatas hanya dalam keluarga tapi juga meliputi teman sejawat, warga kampung dsb.Hubungan sosial yang dialami makin meluas. Dari pengalaman dan pengenalan dan hubungan sosial tersebut dalam diri seseorang akan tumbuh pengetahuan.
Pengetahuan yang melekat pada diri seseorang termasuk
pada diri orang lain dapatterangkum dalam “pengetahuan sosial”.Segala peristiwa
yang dialami dalam kehidupan manusia telah membentuk pengetahuan sosial dalam
diri kita masing-masing.Kehidupan sosial manusia di masyarakat beraspek majemuk
yang meliputi aspek hubungan sosisal, ekonomi, sosial, budaya, politik,
psikologi, sejarah, geografi. Beraspek majemuk berarti kehidupan sosisal
meliputi berbagai segi yang berkaiatan satu sama lain. Bukti bahwa manusia
adalah multiaspek, kehidupan sosial yang merupakan hubungan aspek-aspek ekonomi
adalah sandang, papan, pangan merupakan kebutuhan manusia.Kehidupan manusia tak
hanya terkait dengan aspek sejarah tetapi juga dengan aspek ruang dan tempat.Sering
kita ditanya “kapan kamu lahir” dan dimana kamu lahir” ini menunjukkan bahwa
ruang atau tempat memiliki makna tersendiri bagi kehidupan kita manusia.Karena
setiap aspek kehidupan sosial itu mencakup lingkup yang luas untuk mempelajari
dan mengkajinya menuntut bidang-bidang ilmu yang khusus.Melalui ilmu-ilmu
sosial dikembangkan bidang-bidang ilmu tertentu sesuai dengan aspek kehidupan
sosial masing – masing.
Mengapa IPS harus dipelajari dan diajarkan kepada
anak didik?Padahal pengetahuan sosial itu telah melekat pada diri kita, dan tak
asing lagi.Memang pengetahuan sosial itu diperoleh secara alamiah dari kehidupan sehari-hari, telah
ada pada diri kita masing-masing namun hal ini belum cukup menginat kehidupan
masyarakat dengan segala permasalahannya makin berkembang.untuk menghadapi
keadaan demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak
cukup.Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan IPS.
Apa tujuan yang wajib dicapai dari pendidikan IPS ? Pertanyaan ini bisa dijawab: tujuan yang ingin dicapai adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan ketrampilan dan kepdulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara.
Apa tujuan yang wajib dicapai dari pendidikan IPS ? Pertanyaan ini bisa dijawab: tujuan yang ingin dicapai adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan ketrampilan dan kepdulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
IPS
IPS merupakan suatu
program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan
ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial
(social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence
Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS),
menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan
kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata
pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,
antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam
bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi :
Achmad
Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2) adalah
sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial
yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi,
makin lanjut makin ilmiah”.Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu
Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk
sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan
pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.Nursid Sumaatmadja, menyatakan
bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu
Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat.
2.
StudiSosial
(Social Studies)
Perbeda
dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau
disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang
gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18)
memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf
akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak
pendidikan dasar.
3.
Pengetahuan
Sosial (IPS)
Harus
diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat.Nama
asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama
kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee of Social
Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu
adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum
Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang
mempunyai minat sama.
Definisi
IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS), mendifisikan IPS
sebagai berikut: social studies is the integrated study of the science and
humanities to promote civic competence. Whitin the school program, socisl
studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as
anthropology, economics, geography, history, law, philosophy, political
science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content
from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of
social studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse,
democratic society in an interdependent world.Pada dasarnya Mulyono Tj.
(1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdsipliner
(Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial.IPS merupakan
integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi, antropologi
budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan
sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS
merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah
mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi,
politik.
B.
Sejarah
Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Sosial
Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia
adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social
Studies. Pertama kali Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah
di Rugby (Inggris) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi
Industri (abad 18), yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia
menjadi tenaga mesin.Latar belakang dimasukkannya Social studies dalam
kurikulum sekolah di Amerika Serikat berbeda dengan di Inggris karena situasi
dan kondisi yang menyebabkannya juga berbeda. Penduduk Amerika Serikat terdiri
dari berbagai macam ras diantaranya ras Indian yang merupakan penduduk asli,
ras kulit putih yang datang dari Eropa dan ras Negro yang didatangkan dari
Afrika untuk dipekerjakan di perkebunan-perkebunan negara tersebut.
Pada awalnya penduduk Amerika Serikat
yang multi ras itu tidak menimbulkan masalah. Baru setelah berlangsung perang
saudara antara utara dan selatan atau yang dikenal dengan Perang Budak yang
berlangsung tahun l861-1865 dimana pada saat itu Amerika Serikat siap untuk
menjadi kekuatan dunia, mulai terasa adanya kesulitan, karena penduduk yang multi
ras tersebut merasa sulit untuk menjadi satu bangsa.
Selain itu juga adanya perbedaan sosial ekonomi yang sangat tajam.Para pakar kemasyarakatan dan pendidikan berusaha keras untuk menjadikan penduduk yang multi ras tersebut menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa Amerika. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memasukkan social studies ke dalam kurikulum sekolah di negara bagian Wisconsin pada tahun 1892. Setelah dilakukan penelitian, maka pada awal abad 20, sebuah Komisi Nasional dari The National Education Association memberikan rekomendasi tentang perlunya social studies dimasukkan ke dalam kurikulum semua sekolah dasar dan sekolah menengah Amerika Serikat.
Selain itu juga adanya perbedaan sosial ekonomi yang sangat tajam.Para pakar kemasyarakatan dan pendidikan berusaha keras untuk menjadikan penduduk yang multi ras tersebut menjadi merasa satu bangsa yaitu bangsa Amerika. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memasukkan social studies ke dalam kurikulum sekolah di negara bagian Wisconsin pada tahun 1892. Setelah dilakukan penelitian, maka pada awal abad 20, sebuah Komisi Nasional dari The National Education Association memberikan rekomendasi tentang perlunya social studies dimasukkan ke dalam kurikulum semua sekolah dasar dan sekolah menengah Amerika Serikat.
Adapun wujud social studies ketika lahir
merupakan semacam ramuan dari mata pelajaran sejarah, geografi dan civics.Di
samping sebagai reaksi para pakar Ilmu Sosial terhadap situasi sosial di
Inggris dan Amerika Serikat, pemasukan Social Studies ke dalam kurikulum
sekolah juga dilatarbelakangi oleh keinginan para pakar pendidikan. Hal ini disebabkan
mereka ingin agar setelah meninggalkan sekolah dasar dan menengah, para siswa:
a.
Menjadi
warga negara yang baik, dalam arti mengetahui dan menjalankan hak-hak dan
kewajibannya,
b.
Dapat
hidup bermasyarakat secara seimbang, dalam arti memperhatikan kepentingan
pribadi dan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
para siswa tidak perlu harus menunggu belajar Ilmu-ilmu Sosial di perguruan
tinggi, tetapi sebenarnya mereka sudah mendapat bekal pelajaran IPS di sekolah
dasar dan menengah. Pengembangan Pendidikan IPS SD 1 – 9.Pertimbangan lain
dimasukkannya social studies ke dalam kurikulum sekolah adalah kemampuan siswa
sangat menentukan dalam pemilihan dan pengorganisasian materi IPS.
Agar materi pelajaran IPS lebih
menarik dan lebih mudah dicerna oleh siswa sekolah dasar dan menengah,
bahan-bahannya diambil dari kehidupan nyata di lingkungan masyarakat.Bahan atau
materi yang diambil dari pengalaman pribadi, teman-teman sebaya, serta
lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Hal ini akan lebih mudah dipahami
karena mempunyai makna lebih besar bagi para siswa dari pada bahan pengajaran
yang abstrak dan rumit dari Ilmu-ilmu Sosial.
Latar belakang dimasukkannya bidang
studi IPS ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia sangat berbeda dengan di
Inggris dan Amerika Serikat.Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari
situasi kacau, termasuk dalam bidang pendidikan, sebagai akibat pemberontakan
G30S/PKI, yang akhirnya dapat ditumpas oleh Pemerintahan Orde Baru.Setelah
keadaan tenang pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang
pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan. Kelima
masalah tersebut antara lain:
1.
Kuantitas,
berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
2.
Kualitas,
menyangkut peningkatan mutu lulusan
3.
Relevansi,
berkaitan dengan kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan pembangunan.
4.
Efektifitas
sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana.
5.
Pembinaan
generasi muda dalam rangka menyiapkan tenaga produktif bagi kepentingan
pembangunan nasional.
Pada tahun 2004, pemerintah
melakukan perubahan kurikulum kembali yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Dalam kurikulum SD, IPS berganti nama menjadi Pengetahuan
Sosial. Pengembangan kurikulum Pengetahuan Sosial merespon secara positif
berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi.Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran Pengetahuan Sosial
dengan keadaan dan kebutuhan setempat.
C.
Rasional
Mempelajari IPS
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat:
a.
Mensistematisasikan
bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan
lingkungannya menjadi lebih bermakna.
b.
Lebih
peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab.
c.
Mempertinggi
rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia.
IPS atau disebut Pengetahuan Sosial
pada kurikulum 2004, merupakan satu mata pelajaran yang diberikan sejak SD dan
MI sampai SMP dan MTs. Untuk jenjang SD dan MI Pengetahuan Sosial memuat materi
Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan.
Pada haikatnya, pengetahuan Sosial sebagai suatu mata pelajaran yang menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
Pada haikatnya, pengetahuan Sosial sebagai suatu mata pelajaran yang menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
·
Siapa
diri saya?
·
Pada
masyarakat apa saya berada?
·
Persyaratan-persyaratan
apa yang diperlukan diri saya untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat
dan bangsa?
·
Apa
artinya menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia?
·
Bagaimanakah
kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh setiap siswa, dan jawabannya telah dirancang dalam Pengetahuan sosial secara sistematis dan komprehensip. Dengan demikian, Pengetahuan Sosial diperlukan bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan proses menuju kedewasaan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh setiap siswa, dan jawabannya telah dirancang dalam Pengetahuan sosial secara sistematis dan komprehensip. Dengan demikian, Pengetahuan Sosial diperlukan bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan proses menuju kedewasaan.
D.
Hakikat
dan Tujuan Pendidikan IPS
Hakikat IPS, adalah telaah tentang
manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama
dengan sesamanya.Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat
berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan
internet.Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu
dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka
arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini
bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya.
Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya.
Jadi bentuk muka bumi seperti daerah
pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi
terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat
mencermati contoh berikut ini:
Ø Corak kehidupan masyarakat di tepi
pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan laut yang tenang dan tidak
begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang, sangat menguntungkan
bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan ikan banyak berkumpul di
kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus sinar matahari. Oleh karena itu
mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Hampir semua
pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar terletak di pantai utara
Jawa.
Ø Dataran rendah yang meliputi daerah
pantai sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut merupakan kawasan
yang cadangan airnya cukup, didukung oleh iklimnya yang cocok, merupakan
potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya
Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang
beriklim sejuk, dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem
pertanian yang dikembangkan adalah pertanian lahan kering dan holtikultura
seperti sayuran, buah-buahan, da tanaman hias.
Ø Lain dengan daerah pegunungan yang
memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya persediaan air tanah,
mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur
sungai. Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang
relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah
pegunungan.
Marilah kita cermati kembali apa
yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita pelajari ternyata kehidupan itu
banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:
1.
Hubungan
sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses,
faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu
sosiologi.
2.
Ekonomi: berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan permasalahannya
dipelajari dalam ilmu ekonomi
3.
Psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi
4.
Budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi
5.
Sejarah: berhubungan dengan waktu dan
perkembangan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah
6.
Geografi: hubungan ruang dan tempat yang
sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu geografi
7.
Politik: berhubungan dengan norma, nilai,
dan kepemimpinan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu
politik.
E.
Tujuan
Pendidikan IPS
Berdasarkan pada falsafah negara
tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional, yaitu:membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani
dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan
kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh
tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi
pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai
ketentuan yang termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak.
Berkaitaan dengan hal tersebut,
kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan
IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
a.
Mengajarkan konsep-konsep dasar
sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan
psikologis.
b.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial
c.
Membangun komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,
d.
Meningkatkan kemampuan
bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara
nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut
tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak
didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan
negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS
berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu :
ü
Pengetahuan
dan pemahaman,
ü
Sikap
hidup belajar,
ü
Nilai-nilai
sosial dan sikap,
ü Keterampilan
(Oemar hamalik. 1992 : 40-41).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas
satu persatu.Pengetahuan dan Pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.Sikap belajar IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.Sikap belajar IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.
Nilai-nilai sosial dan sikap anak
membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga
mereka mampu melakukan perspektif.Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di
dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam
masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak.Faktor keluarga,
masyarakat, dan pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa
perkembangan nilai-nilai dan sikap anak.Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.Selanjutnya pendidikan IPS ini juga berfungsi mengembangkan keterampilan, terutama keterampilan sosial dan keterampilan intelektual.
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan kesimpulan.Selanjutnya pendidikan IPS ini juga berfungsi mengembangkan keterampilan, terutama keterampilan sosial dan keterampilan intelektual.
Keterampilan sosial, yaitu
keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup
bermasyarakat, seperti bekerja sama, bergotong – royong, menolong orang lain
yang memerlukan, dan melakukan tindakan secara cepat dalam memecahkan persoalan
sosial di masyarakat. Sedangkan keterampilan intelektual, yaitu keterampilan berpikir,
kecekatan dan kecepatan memanfaatkan pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi
permasalahan sosial di masyarakat.Karakteristik Pendidikan IPS SD
Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan.Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan.Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
1.
MateriIPSAda
5 macam sumber materi IPS antara lain:
a.
Segala
sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan
berbagai permasalahannya.
b.
Kegiatan
manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
c.
Lingkungan
geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
d.
Kehidupan
masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah
lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan
kejadian-kejadian yang besar.
e.
Anak
sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.
2.
Strategi Penyampaian
Pengajaran IPS
Strategi
penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu
tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga,
masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti
ini disebut “The Wedining Horizon or Expanding Enviroment Curriculum”
(Mukminan, 1996:5).Sebutan Masa Sekolah Dasar, merupakan periode keserasian
bersekolah, artinya anak sudah matang untuk besekolah.
Adapun
kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut:
a.
Anak
harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak boleh
tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.
b.
Anak
memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari
keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
c.
Secara
jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.
Menurut Preston (dalam Oemar
Hamalik. 1992 : 42-44), anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Anak
merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia
sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap
kejadian-kejadian-peristiwa, benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka memiliki
minat yang laus dan tersebar di sekitar lingkungnnya.
2.
Anak
adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan
menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
3.
Anak
ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin
aktif, belajar, dan berbuat
4.
Anak
mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang
seringkali kurang penting/bermakna
5.
Anak
kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam
pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga
dapat memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat dikembangkan
dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
Berkaitan dengan atmosfir di
sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD
berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.
1.
Karakteristik
pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
a.
Ada
hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah,
b.
Suka
memuji diri sendiri,
c.
Apabila
tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting,
d.
Suka
membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya,
e.
Suka
meremehkan orang lain.
2.
Karakteristik
pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
a.
Perhatianya
tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b.
Ingin
tahu, ingin belajar, dan realistis
c.
Timbul
minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d.
Anak
memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah.
Menurut Jean Piagiet, usia siswa SD
(7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus
mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya penggalan
waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan
yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
IPS merupakan bidang studi baru,
karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dikatakan baru karena cara
pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi.
Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut
mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya.Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat.Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya.Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat.Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://beduatsuko.blogspot.com/2009/02/makalah-konsep-pendidikan-ips-dan.html
http://massofa.wordpress.com/2007/12/21/hakekat-ips-sebagai-progra
Tugas : Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar